Kasus Manipulasi Nilai SIAKAD, Staf Operator Disanksi, Aktornya Masih Pegang Jabatan, Ini Penjelasan Rektor Untan
PONTIANAK, insidepontianak.com - Rektor Untan Profesor Garuda Wiko belum juga berani mengambil sikap terhadap lima dosen di Fakultas Fisip, yang diduga terlibat skandal manipulasi nilai SIAKAD untuk mahasiswa S2 Magister Ilmu Politik, bernama Yulinsyah.
Sebagaimana diketahui, Yuliansyah adalah ketua DPD Gerindra Kalbar. Ia juga caleg DPR RI terpilih yang akan dilantik pada 1 Oktober 2024.
Yuliansyah dipersoalkan karena nilainya mendadak penuh di sistem SIAKAD. Sementara ia tak pernah mengikuti perkuliahan.
Tim investigasi Fisip Untan yang diketuai Dr Rupita pun telah bekerja mengusut skandal manipulasi nilai ini.
Berdasarkan laporan temuan tim investigasi setebal 28 halaman, setidaknya mengungkap fakta lima dosen yang telah menginput nilai untuk Yuliansyah, supaya bisa cepat ikut seminar tesis.
Mereka adalah, Prof Dr Hasan Almutahar, Dr Elyta, Dr Ema Rahmaniah, Dr Erdi dan Dr Ira Patriani. (Baca laporan berita mendalam Inside Pontianak berjudul: Babak Baru Skandal Manipulasi Nilai SIAKAD Fisip Untan).
Selain itu, seorang staf operator akademik bernama Yanto juga terseret. Dalam skandal ini, peran Elyta yang sangat besar. Ia diduga memalsukan tandatangan tujuh dosen di DPNA untuk memenuhkan nilai Yuliansyah dengan tinta biru.
Selain itu, ia juga memerintahakan Yanto menginput nilai untuk Yuliansyah ke sistem SIAKAD hingga meminta Dr Erdi Abidin memberikan nilai kepada Yuliansyah dengan imbalan uang yang dikirim lewat transfer.
Sekali lagi ditegaskan, fakta-fakta itu semuanya sudah tertuang dalam laporan tim investigasi Fisip untan yang beranggotakan lima orang, sebagaimana yang diterima Insidepontianak.com.
Namun ironis, Yanto justru yang terima sanksi duluan. Ia telah dimutasi dari staf akademik ke staf bagian rumah tangga Untan, sejak April. Ada kesan ia ditumbalkan.
Sementara, Elyta sampai sekarang masih aktif mengajar. Bahkan masih pegang jabatan sebagai Pembantu Dekan 1 Fisip Untan. Informasi ini pun dibenarkan Rektor Untan, Prof Garuda Wiko.
Garuda Wiko beralasan belum memberi sanksi terhadap Elyta CS karena keterangan-keterangan dari pihak-pihak terkait masih didalami, meski laporan tim investigasi sudah purna mengungkap skandal ini.
"Tapi kan, harus dibuktikan dulu kebenarannya," kata Garuda Wiko ditemui Insidepontianak,com, Jumat (13/9/2024) sore.
Menurutnya, untuk membuktikan kebenaran siapa-siapa yang terlibat, maka ada proses yang harus dilalui.
Alasan klise. Sebab, terbukti, staf operator akademik, Yanto justru sudah dijatuhi sanksi saat awal-awal kasus ini mencuat. Padahal ia hanya disuruh Elyta menginput nilai untuk Yuliansyah.
“Sampai saat ini, kita masih meneliti fakta-fakta dan mencocokkannya dengan kerangka normatif,” ucap Garuda Wiko.***
Leave a comment