Penanganan Layanan Air Bersih di Kayong Utara Tak Kunjung Beres
KAYONG UTARA, insidepontianak.com - Air bersih masih menjadi barang mahal di Kabupaten Kayong Utara.
Padahal, air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang sejatinya harus dipenuhi oleh pemerintah.
Sejak memisahkan diri dari Kabupaten Ketapang pada 2007, persoalan air bersih masih menjadi PR besar bagi pemerintah Kabupaten Kayong Utara.
Berbagai program dengan anggaran miliaran telah dikucurkan Pemerintah Kabupaten Kayong Utara untuk melayani air bersih masyarakat. Namun sayang, sifatnya hanya sementara.
Sebab, air pam yang dialirkan kerap mampet. Bila musim panas tiba, krisis air bersih kembali dialami warga.
Di sisi lain, untuk menanganai masalah air bersih ini, DPRD Kayong Utara sudah beberapa kali mendorong berdirinya PDAM.
Tapi sampai sekarang tak kunjung teraliasi. Inilah yang menyebabkan penanganan masalah air bersih tak pernah beres. Anggota DPRD Kayong Utara dapil Simpang Hilir Asnawi pun merasa prihatin.
"Jangankan di Kecamatan Simpang Hilir, di Sukadana saja, kemarin saya mau salat ambil air wudu, airnya tidak jalan. Di Sukadana saja dekat sumber air, tapi masih susah,” katanya.
Sebagai wakil rakyat, ia mengatakan sudah berupaya membantu masyarakat supaya bisa memperoleh air bersih melalui bantuan pamsimas hingga sumur bor.
“Tapi airnya tidak mau bagus, padahal sudah 80 meter," katanya.
Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, masyarakat terpaksa membeli air tangki dengan harga Rp200 sampai Rp300 ribu. Sangat membebani.
"Saya pernah bilang, air ini bukan mengalir. Tapi berjalan di atas roda pikap," ujarnya menyindir.
Ia pun menilai, berbagai program pemerintah daerah menanganai persoalan air bersih semuanya gagal. Menurutnya, faktor kegagalan itu salah satunya karena pejabat yang menanganai persoalan ini malah gonta-ganti.
"Baru kerja sebentar di (PUPR) nanti diganti lagi, bagaimana mau menyelesaikan masalah air ini. Kita perlu belajar dari Ketapang, mereka tidak ada sumber air gunung seperti kita, tapi tak ada masalah air," katanya.***
Leave a comment