DIB Lengkapi Fasilitas Belajar Tujuh TPA di Desa Pelapis, Dari Al-quran hingga Meja Belajar

2025-08-14 15:10:17
Suasana belajar di Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Dusun Raya, Desa Pelapis/IST

KAYONG UTARA, insidepontianak.com – Suasana Minggu pagi di Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA) Dusun Raya, Desa Pelapis, terasa berbeda dari biasanya. Tawa anak-anak berpadu dengan suara kibasan kertas lembaran-lembaran buku Iqra dan Alquran yang masih baru. Meja-meja belajar berbaris rapi, papan tulis putih bersih menanti coretan pertama. 

Semua ini adalah bagian dari bantuan yang disalurkan PT Dharma Inti Bersama (DIB), pengelola Kawasan Industri Pulau Penebang (KIPP), untuk memperkuat pendidikan agama di Desa yang terletak di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat ini.

Bantuan tersebut mencakup buku Iqra, Alquran, Juz Amma, meja belajar, papan tulis, dan insentif bagi 12 guru mengaji yang mengabdikan diri di tujuh TPA di Dusun Jaya, Dusun Raya, dan Dusun Kelawar.

"Buku Iqra dan Alquran ini sangat bermanfaat untuk anak-anak kita. Semoga menjadi amal jariyah bagi DIB," ujar Hamsyah, Ketua RT 8 Dusun Raya, yang hadir mewakili Kepala Dusun Raya.

Ibrahim Gunawan, siswa kelas 6 SD, bercerita, sebelum ada TPA, ia belajar mengaji di rumah gurunya dengan fasilitas seadanya. 

“Kalau sudah pintar baca Alquran dan mengerti artinya, saya mau ngajarin teman-teman di Pelapis. Jadi guru ngaji,” ucapnya malu-malu, sambil memeluk buku Iqra barunya.

Senyum dan semangat Ibrahim juga dirasakan oleh 150 siswa TPA penerima manfaat bantuan DIB di Desa Pelapis. Salah satunya Fadillah, 12 tahun, yang kini duduk di bangku kelas 1 SMP dan memiliki cita-cita menjadi guru olahraga. Semangatnya mempelajari Alquran cukup besar. 

“Paling suka menghafal ayat-ayat. Masih Iqra, belum berani ikut lomba. Tapi pengen banget jadi guru ngaji seperti Om Aspandi,” ujarnya gadis muda yang ingin masuk pesantren ini.

Aspandi, guru TPA di Dusun Raya, sudah 1 tahun 8 bulan mengajar 23 murid. Sebelum ada bantuan, anak-anak belajar dengan meja seadanya secara bergiliran dan duduk di tikar yang sudah robek, bahkan berbagi ruangan dengan kegiatan posyandu.

“Tantangan terbesar adalah menjaga semangat anak-anak, apalagi fasilitas terbatas. Dengan adanya bantuan ini, mereka lebih nyaman belajar. Tambahan insentif juga sangat membantu,” ujar Aspandi.

Rencananya, insentif tersebut akan ia tabung sebagai biaya kuliah di Universitas Terbuka tahun depan. 

“Saya ingin terus mengajar dan memotivasi anak-anak. Melihat mereka bisa membaca Alquran dengan baik adalah kebahagiaan yang tak ternilai,” tambahnya.

External Relation Manager DIB, Seno Ario Wibowo, menjelaskan bahwa program ini bukan sekadar bantuan sesaat.

“Sejak awal, kami berkoordinasi dengan desa dan tokoh masyarakat dalam pemberian bantuan untuk TPA di Desa Pelapis. Ini bagian dari program CSR jangka panjang kami untuk memastikan anak-anak di Desa Pelapis mendapatkan pendidikan agama yang layak,” ujar Seno.

Bantuan untuk TPA adalah bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PT Dharma Inti Bersama yang juga mencakup pemberdayaan ekonomi nelayan, perbaikan infrastruktur, dan bantuan sosial. Bagi DIB, membangun hubungan dengan masyarakat berarti hadir di setiap aspek kehidupan mereka.

 "Kami ingin kehadiran DIB dirasakan nyata, dari anak-anak yang belajar mengaji, nelayan yang mendapat dukungan, hingga desa yang berkembang lebih maju," tutup Seno.

Dengan semangat ini, DIB berharap setiap lembar Iqra yang dibuka, setiap ayat yang dihafal, dan setiap meja belajar yang digunakan akan menjadi bagian dari perjalanan panjang Desa Pelapis menuju masa depan yang lebih cerah.

"Harapan kami, anak-anak ini tumbuh menjadi generasi berakhlak baik, percaya diri, dan siap berkontribusi untuk desa mereka," ucapnya. (*)

Leave a comment