Jelang Natal, Pemkab Kubu Raya Fokus Gelar Pasar Murah di Titik Konsentrasi Umat Kristiani
KUBU RAYA, insidepontianak.com – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya mengalihkan fokus pada langkah-langkah pengendalian harga kebutuhan bahan pokok.
Bupati Kubu Raya, Sujiwo menegaskan, bahwa operasi pasar murah menjadi prioritas utama, terutama di wilayah dengan konsentrasi umat Kristiani yang cukup besar. Di antaranya, wilayah Kecamatan Sungai Ambawang, Sungai Raya dan lainnya.
Sebab, menurutnya, potensi kenaikan harga kebutuhan bahan pokok biasanya terjadi saat momentum Natal dan Tahun Baru.
“Kita insya Allah akan menggelar operasi pasar, pasar murah di beberapa titik yang masyarakatnya merayakan Natal itu cukup banyak,” kata Sujiwo kepada insidepontianak.com, Jumat (28/11/2025).
Adapun upaya tersebut dinilai menjadi langkah nyata Pemkab untuk menjaga daya beli masyarakat, sekaligus memastikan pasokan kebutuhan pokok tetap aman hingga pergantian tahun.
Sujiwo memastikan, berdasarkan hasil pengecekan pemerintah daerah di sejumlah gudang logistik, menunjukkan ketersediaan bahan pokok dalam kondisi stabil.
“Sudah dicek di gudang-gudang, semuanya sangat aman. Tapi tentu kita pantau terus sampai menjelang tahun baru,” tegasnya.
Di samping itu, Sujiwo mengaku, Pemkab Kubu Raya masih melakukan kajian internal, untuk rencana menggelar Natal bersama tahun 2025.
Keputusan terkait pelaksanaan Natal bersama di daerah, kata Sujiwo, akan ditentukan setelah pembahasan lebih lanjut.
“Itu nanti dirapatkan dulu. Kalau dimungkinkan, tentu kita gelar,” tuturnya.
Sementara itu, terkait pemasangan atribut Natal di beberapa ruas jalan, Pemkab juga belum mengambil keputusan final.
Sujiwo mengatakan, kemungkinan itu terbuka, tetapi tetap menunggu pembahasan resmi.
Dilain sisi, Sujiwo menegaskan, bahwa kebijakan Pemkab Kubu Raya dalam menghadapi hari besar keagamaan selalu berlandaskan prinsip kesetaraan dan penguatan toleransi antarumat beragama.
“Pemerintah harus berdiri sama, memperhatikan semua umat beragama. Baik Muslim, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, maupun Khonghucu,” katanya.
Ia menegaskan, bahwa Kubu Raya merupakan daerah dengan keragaman etnis dan agama yang harmonis tanpa dominasi satu kelompok tertentu. Kondisi itu harus terus dirawat.
“Kubu Raya ini unik, tidak ada suku yang dominan. Ini yang membuat harmoninya luar biasa. Tugas kami menjaga ini,” pungkasnya. (Greg)

Leave a comment