Rambutan Sawang Andalan Tengguli Sambas , Petani Harap Perhatian Pemerintah Daerah

2025-11-12 15:24:46
Bulyan saat panen rambutan Sawang di Desa Tengguli, Kecamatan Sajad menggunakan perahu tahun lalu/IST

SAMBAS, insidepontianak.com – Musim rambutan kembali tiba di Desa Tengguli, Kecamatan Sajad, Kabupaten Sambas. Bagi Bulyan Munzir (62), momen ini menjadi napas segar bagi ekonomi keluarga. Ia meneruskan kebun rambutan warisan orang tuanya yang sudah dikelola sejak tahun 1963.

“Orang tua mulai berkebun rambutan sejak 1963. Saya lanjutkan sejak berkeluarga. Alhamdulillah sampai sekarang masih bisa berbuah,” ujar Bulyan Rabu (12/11/2025).

Kebun rambutan milik Bulyan luasnya sekitar 650 meter x 40 meter dengan ratusan batang pohon. Letaknya berjarak dua kilometer dari permukiman warga dan  bisa dijangkau melalui Jalur air menggunakan perahu maupun jalur darat. 

Meski seluruh pohon berbuah tahun ini, hasil panen tidak sebanyak tahun lalu.

“Panen nanti puncaknya di bulan 12, tahun lalu lebih banyak. Tahun ini lumayan lah, faktor alam, musim panas dan hujan,” katanya.

Harga rambutan di tingkat kebun kini mencapai Rp10 ribu per ikat. Namun, saat banjir datang dan pasokan melimpah, harga bisa turun drastis hingga Rp2 ribu per ikat. 

“Kalau harga masih bagus, omset bisa tembus 20 sampai 30 juta rupiah sekali panen. Tahun lalu sempat 30 mobil pikap buah keluar dari kebun,” ungkap Bulyan.

Menurutnya, menanam dan merawat rambutan tidak terlalu sulit. 

“Cukup ditebas dan dijaga. Rambutan paling mudah ditanam,” ujarnya. 

Namun kini ia harus lebih waspada terhadap hama seperti tupai, monyet, kelelawar, dan ulat daun yang mulai banyak menyerang.

Selama ini, kata Bulyan, ia mengandalkan pengalaman sendiri tanpa dukungan pemerintah. 

“Belum pernah ada bantuan atau perhatian dari daerah. Kami hanya pandai-pandai sendiri untuk bertahan. Kami berharap pemerintah bisa meninjau dan memperhatikan kondisi di sini,” harapnya. (*)

Leave a comment