Posyandu Jadi Garda Terdepan Transformasi Kesehatan, Dinkes Sanggau Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor

2025-12-02 15:11:55
Foto: insidepontianak.com -- Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kabupaten Sanggau, Stepanus Jonedi saat memberikan arahannya dalam Pertemuan Evaluasi Kegiatan Pokjanal Posyandu/IST

SANGGAU, insidepontianak.com -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sanggau menggelar Pertemuan Evaluasi Kegiatan Pokjanal Posyandu Mendukung Transformasi Layanan Primer, Selasa (2/12/2025) pagi, di Aula Dinkes Sanggau.

Kegiatan ini menjadi ruang evaluasi sekaligus penguatan peran Posyandu sebagai garda terdepan layanan kesehatan masyarakat.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes KabupatenSanggau, Stepanus Jonedi menegaskan, arah kebijakan pembangunan kesehatan saat ini menitikberatkan pada upaya preventif, promotif, serta pemberdayaan masyarakat.

Salah satu pilar terpenting dalam pendekatan tersebut adalah penguatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang merupakan bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM).

“Transformasi layanan primer harus benar-benar dirasakan hingga ke tingkat masyarakat. Posyandu ke depan harus mampu memenuhi kebutuhan layanan dasar bagi seluruh siklus hidup,” ujar Jonedi.

Ia menyebut, indikator keberhasilan transformasi tersebut tercermin dari capaian Posyandu aktif yang ditargetkan mencapai 75 persen dalam RPJMN 2025–2029. Karena itu, pembinaan harus dilakukan secara sinergis melalui Pokjanal Posyandu mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan hingga desa.

Jonedi turut memaparkan kondisi Posyandu di Kabupaten Sanggau. Pada 2025, terdapat 671 Posyandu Balita yang tersebar di 15 kecamatan dan 19 puskesmas, dengan rata-rata lebih dari tiga Posyandu di setiap desa/kelurahan. 

Untuk kelompok usia produktif, terdapat 156 Posbindu PTM, disusul 84 Posyandu Remaja yang tersebar di 12 puskesmas, serta 379 Posyandu Lansia yang berada di seluruh kecamatan.

Menurutnya, berbagai langkah perlu diperkuat untuk memastikan Posyandu mampu melayani seluruh siklus hidup. Salah satunya dengan meningkatkan kapasitas kader melalui pelatihan dan pembinaan berkala, serta mengaktifkan kembali Pokjanal Posyandu di semua tingkatan.

Ia menambahkan, keberhasilan Posyandu tidak dapat dicapai hanya oleh satu sektor. Diperlukan dukungan seluruh stakeholder, lintas bidang dan lintas program, termasuk komitmen Tim Pembina Posyandu dalam melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin.

“Mari kita bahu-membahu, bekerja lintas sektor untuk mewujudkan Posyandu siklus hidup yang aktif. Ini penting agar layanan dasar masyarakat dapat berjalan optimal,” tegasnya.

Jonedi optimistis, jika seluruh pihak berperan aktif, target transformasi layanan primer dan peningkatan layanan kesehatan masyarakat dapat tercapai.

Dampaknya antara lain menurunnya angka kematian ibu dan balita, terpenuhinya standar pelayanan ibu hamil, pencegahan penyalahgunaan Napza pada remaja, pencegahan penyakit tidak menular (PTM) pada usia produktif, serta terwujudnya lansia sehat dan desa mandiri. (*)

Leave a comment