Mengenal Saham Syariah: Investasi Halal di Tengah Tantangan Literasi

2025-03-16 05:05:29
Sandiaga Salahuddin Uno menjadi pembicara di kegiatan nyantri saham bareng kabar bursa, Sabtu 15 Maret 2025 di Aula VIP Al Malik Masjid Istiqlal Jakarta. (Istimewa)

JAKARTA, insidepontianak.com - Di tengah pesatnya perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia, tingkat literasi ekonomi syariah ternyata masih menghadapi tantangan besar. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa tingkat literasi ekonomi syariah di Indonesia baru mencapai 65 persen. 

Padahal, total aset keuangan syariah di Indonesia telah mencapai Rp2.800 triliun, namun pangsa pasarnya masih berada di kisaran 10,35 persen hingga 11 persen, jauh di bawah Malaysia yang telah mencapai hampir 30 persen.

Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, M Ismail Riyadi, menilai bahwa meski sektor keuangan syariah terus bertumbuh, masih banyak masyarakat yang belum memahami secara menyeluruh konsep serta manfaat dari produk-produk keuangan berbasis syariah.

Menurutnya, tren digitalisasi membawa perubahan besar dalam pola konsumsi dan investasi masyarakat, terutama di kalangan anak muda. 

Namun, ia juga melihat adanya fenomena seperti YOLO (You Only Live Once), FOMO (Fear of Missing Out), dan FOPO (Fear of Other People’s Opinion) yang membuat banyak generasi muda cenderung mengambil keputusan finansial tanpa pertimbangan yang matang.

“Anak muda saat ini sangat melek teknologi, kreatif, dan cepat beradaptasi. Namun, ada fenomena seperti YOLO, FOMO, dan FOPO yang membuat mereka cenderung mengambil keputusan finansial tanpa pertimbangan matang,” ujar Ismail dalam acara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa, Sabtu 15 Maret 2025 di Aula VIP Al Malik Masjid Istiqlal Jakarta.

Investasi Halal Menguntungkan

Dalam kesempatan yang sama, pengusaha dan investor saham, Sandiaga Salahuddin Uno, menegaskan investasi di saham syariah merupakan langkah terbaik untuk membangun masa depan finansial yang sehat. 

Ia menekankan bahwa dengan memilih saham berbasis syariah, investor tidak hanya bisa meraih keuntungan dari dividen maupun kenaikan harga saham, tetapi juga tetap memegang teguh prinsip keuangan Islam.

Sandiaga juga menyoroti bahwa saham-saham syariah yang masuk dalam indeks LQ45 bisa menjadi pilihan menarik bagi investor jangka panjang. Menurutnya, sektor konsumsi dan energi berbasis syariah masih memiliki potensi besar untuk berkembang.

“Saham di sektor konsumsi dan energi yang berbasis syariah masih punya potensi besar. Ini bisa menjadi pilihan utama bagi yang ingin berinvestasi dengan prinsip halal dan berkelanjutan,” terangnya.

Target 200 Ribu Investor

Sejalan dengan itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga tengah mencanangkan target peningkatan jumlah investor saham syariah di Indonesia pada 2025. 

Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdalloh, menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan jumlah investor saham syariah mencapai 200 ribu pada tahun ini.

“Kami selalu ada target jumlah investor baru dari OJK. Tapi kami pasang lebih tinggi lagi, berharap di 2025 ini bisa mendekati 200 ribu,” ujarnya.

Untuk diketahui, hingga akhir 2024, jumlah investor saham syariah di Indonesia telah mencapai 196 ribu, dengan 90 persen di antaranya berasal dari kalangan anak muda berusia 17 hingga 35 tahun. 

Meski begitu, Irwan mencatat bahwa dari jumlah tersebut, hanya sekitar 19 persen yang benar-benar aktif berinvestasi di pasar modal syariah.

Nyantri Saham

Acara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 15 Maret 2025, menjadi wadah bagi para ekonom, investor, dan pelaku pasar modal untuk membahas lanskap investasi di Indonesia. 

Selain membahas kepastian hukum sebagai faktor krusial bagi investor asing, diskusi juga menyoroti bagaimana anak muda dapat memanfaatkan peluang investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Diselenggarakan oleh Kabar Bursa bekerja sama dengan Nasaruddin Umar Office (NUO) dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI), acara ini menghadirkan para ahli dan praktisi investasi untuk berbagi wawasan mengenai strategi investasi yang cerdas dan beretika.

Rangkaian acara dibuka dengan sambutan dari Founder & CEO Kabar Bursa, Upi Asmaradhana, yang menekankan pentingnya literasi keuangan dan investasi bagi generasi muda, khususnya dalam konteks saham syariah. 

Sesi selanjutnya dilanjutkan dengan keynote speech oleh Ketua Dewan Pers Ninik Rahayunyang menyoroti peran media dalam mengedukasi publik tentang investasi dan pasar modal.

Sesi panel pertama acara Nyantri Saham mengangkat tema Investasi Syariah: Jalan Cerdas Menuju Kemakmuran Umat, yang dipandu oleh Direktur Digital KabarBursa.com Slamet Wiryawan dengan narasumber Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI), Irwan Abdalloh. 

Diskusi ini membahas perkembangan saham syariah di Indonesia serta bagaimana sistem investasi berbasis syariah dapat menjadi solusi keuangan yang lebih inklusif.

Pada sesi panel diskusi kedua, Ekonom Senior INDEF Aviliani dan Konsultan dan Investor Pasar Modal Global Muhammad Asmi berbagi wawasan seputar kiat sukses menjadi investor sejak muda dan Menjadi Investor Sukses di Pasar Modal Global. 

Diskusi ini mengupas berbagai aspek investasi, khususnya bagaimana anak muda dapat membangun kestabilan keuangan di tengah tantangan ekonomi saat ini. 

Sesi ini juga membahas strategi sukses berinvestasi di pasar modal global. Melalui diskusi ini, peserta diajak memahami bagaimana membangun portofolio investasi yang lebih luas dengan mengakses instrumen keuangan di luar negeri.

Selain membahas strategi investasi, acara ini juga menjadi momentum peluncuran Serambimuslim.com, platform yang menghubungkan edukasi keuangan syariah dengan komunitas muslim di Indonesia dan merupakan bagian dari Kabar Grup Indonesia. 

Peluncuran ini dilakukan bersamaan dengan sesi diskusi bersama Sandiaga Uno, yang berbicara mengenai pentingnya membangun ekosistem investasi yang sehat dan inklusif bagi masyarakat luas.

Acara Nyantri Saham ini disponsori oleh berbagai pihak, antara lain Telkom Indonesia, PT AlamTri Resources Indonesia Tbk (ADRO), dan Pupuk Indonesia, yang berkomitmen untuk meningkatkan literasi investasi di kalangan anak muda dan mendukung pertumbuhan investor ritel di Indonesia.***

Leave a comment