Bank Indonesia Dorong Penguatan Ekonomi Syariah di Kalbar

KUBU RAYA, insidepontianak.com – Bank Indonesia berkomitmen penuh mendorong penguatan ekonomi nasional yang inklusif, dan berkelanjutan melalui pengembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar).
Sebagai bagian dari rangkaian Pre-Event Festival Ekonomi Syariah Kawasan Timur Indonesia (FESyar KTI) 2025, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan kegiatan Majelis Huffadz dan Literasi Ekonomi Syariah di Aula Masjid Ismuhu Yahya, Desa Parit Baru, Kubu Raya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Reinaldy Akbar Ariesha, menjelaskan bahwa Bank Indonesia menjalankan strategi pengembangan eksyar melalui tiga pilar utama: penguatan ekosistem halal, penguatan keuangan syariah, serta penguatan literasi ekonomi syariah.
LPilar terakhir, yaitu penguatan literasi ekonomi syariah, menjadi fokus utama kegiatan ini. Tujuannya adalah memperluas pemahaman masyarakat terhadap prinsip dan praktik ekonomi syariah dalam kehidupan sehari-hari.
Pentingnya penguatan literasi ini sejalan dengan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2025 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Data SNLIK menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan syariah nasional mencapai 43,42%, sementara tingkat inklusi keuangan syariah baru berada pada angka 13,41%.
“Kesenjangan antara tingkat pemahaman dan pemanfaatan ini menunjukkan bahwa meskipun kesadaran terhadap konsep keuangan syariah meningkat, penggunaannya dalam aktivitas ekonomi masyarakat masih terbatas,” jelas Reinaldy.
Oleh karena itu, menurutnya, dibutuhkan edukasi yang lebih terstruktur dan berkelanjutan, termasuk melalui peran para ustaz dan guru mengaji sebagai agen literasi ekonomi syariah di komunitasnya masing-masing.
Sebagai arah penguatan jangka menengah, Indonesia telah menetapkan Grand Design Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah yang disusun oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Dokumen tersebut menetapkan target literasi keuangan syariah nasional pada tahun 2025 sebesar 50%, dengan harapan mampu mendorong akselerasi inklusi dan pertumbuhan ekosistem halal yang lebih kuat di seluruh lapisan masyarakat.
Pemilihan masjid sebagai lokasi kegiatan didasarkan pada potensinya yang besar dalam pengembangan ekonomi syariah di Kalimantan Barat, khususnya melalui peran strategis para ustaz dan guru mengaji binaannya. Acara ini dibuka secara resmi oleh Reinaldy Akbar Ariesha.***
Tags :

Leave a comment