Jangan Takut Minum Jamu: Ini Manfaat Tanaman Herbal untuk Penyeimbang Sistem Tubuh

2025-05-30 14:02:43
Ilustrasi jamu/PIXABAY

PONTIANAK, insidepontianak.com - Info kesehatan yang penting memahami konsep jamu sebagai penyeimbang sistem tubuh, khususnya sistem pencernaan.

“Jamu itu konsepnya balance and harmony. Ia membantu menyeimbangkan sistem tubuh dan menciptakan harmoni dengan lingkungan sekitar,” ujarKetua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania dalam acara Peringatan Hari Jamu Nasional secara daring, Minggu.

Ia menjelaskan bahwa jamu bukan sekadar ramuan, melainkan filosofi nenek moyang yang mengedepankan keseimbangan dan harmoni antara tubuh manusia dan alam.

Inggrid menyebut, beberapa jenis jamu gendong tradisional Indonesia seperti kunyit asam, beras kencur, cabe puyang, pahitan, kunci suruh, sinom dan lain-lain memiliki manfaat signifikan bagi sistem pencernaan.

Kunyit asam misalnya, bermanfaat membantu mengatasi keluhan saat menjelang menstruasi, sementara sinom efektif meningkatkan fungsi pencernaan secara keseluruhan.

Kemudian, jamu pahitan dinilai mampu meredakan gejala seperti perut begah dan kurang nafsu makan.

Selain tanaman obat, Inggrid juga menyoroti madu sebagai bahan alami berbasis hewani yang sangat bermanfaat bagi pencernaan.

Ia mengungkapkan, madu memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan viskositas tinggi yang dapat melindungi mukosa lambung dan saluran cerna.

“Madu sangat efektif bagi penderita gastritis, GERD, hingga tukak lambung,” jelasnya.

Ia juga merekomendasikan kombinasi madu dan kunyit sebagai solusi pencernaan alami yang berbasis bukti ilmiah kuat.

Senyawa Kurkuminoid dalam kunyit terbukti membantu meredakan peradangan, memperbaiki sistem pencernaan, dan cocok untuk dikonsumsi berbagai tipe tubuh.

Ia menambahkan, apabila jamu diolah secara modern dan memiliki izin edar maka manfaatnya akan semakin luas dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

"Jamu termasuk herbal yang diteliti di banyak negara. Jadi evidence-nya itu pembuktiannya sudah kuat banget," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik (Deputi II) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Mohamad Kashuri menekankan pentingnya mengangkat jamu dari sekadar objek penelitian menjadi produk yang bermanfaat dan berdaya saing tinggi.

Kashuri menyatakan bahwa jamu adalah representasi kearifan lokal yang memiliki bukti empiris kuat dan ditopang oleh kajian ilmiah yang terus berkembang.

“Jamu tidak sekadar ramuan, tetapi juga cerminan budaya yang diwariskan turun-temurun. Kini, semakin banyak jurnal ilmiah dan seminar yang membahasnya sebagai potensi besar obat tradisional,” kata Mohamad Kashuri. (ant)

Leave a comment