Tangguhkan Masuknya Bantuan Kemanusiaan ke Gaza, Israel Banyak Dikecam

Doha, insidepontianak.com - Arab Saudi mengecam keputusan keputusan otoritas Israel untuk menangguhkan pasokan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, meskipun telah ada perjanjian sebelumnya, kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada Minggu.
Sebelumnya pada hari itu, kantor pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong itu setelah kelompok Hamas Palestina menolak menerima usulan Steve Witkoff, utusan AS untuk Timur Tengah, untuk sementara memperpanjang fase pertama gencatan senjata.
"Kementerian Luar Negeri menyampaikan kecaman Arab Saudi atas keputusan otoritas pendudukan Israel untuk menangguhkan pasokan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, menggunakannya sebagai sarana hukuman kolektif," menurut pernyataan itu.
"Itu merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter di saat bencana kemanusiaan tengah dialami oleh saudara kami rakyat Palestina," kata pernyataan itu lebih lanjut.
Kementerian tersebut menyerukan kepada masyarakat internasional untuk "mengakhiri pelanggaran berbahaya Israel, menggunakan mekanisme internasional untuk memastikan akuntabilitasnya dan memastikan suplai bantuan kemanusiaan tanpa gangguan" ke Gaza.
Mesir juga mengecam langkah Israel dan mendesak masyarakat internasional untuk mengecam "upaya untuk mencapai tujuan politik dengan membahayakan nyawa rakyat tidak berdosa" dan menghentikan "aksi ilegal dan tidak manusiawi terhadap warga sipil."
Kementerian Luar Negeri Mesir menekankan fakta bahwa aksi tersebut dilakukan selama Bulan Suci Ramadan menjadikannya "tidak beralasan dan tidak logis sama sekali."
Rencana Witkoff sendiri mencakup perpanjangan gencatan senjata selama periode Ramadan dan Paskah, yaitu selama 1,5 bulan.
Ramadan tahun ini dimulai pada saat matahari terbenam pada 28 Februari dan berakhir pada 29 Maret, sementara hari raya Paskah Yahudi akan dirayakan dari 12 hingga 19 April.
Rencana tersebut menyebutkan bahwa setengah dari sandera Israel di Gaza, hidup atau mati, akan dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata baru.
Jika kesepakatan gencatan senjata permanen tercapai, semua sandera yang tersisa juga akan dibebaskan. (Sputnik-OANA/ANT)
Tags :

Leave a comment