Israel Tolak 68 Persen Upaya Akses Bantuan PBB ke Gaza

2025-04-14 01:10:34
Ilustrasi - Sejumlah warga Palestina berjalan di antara reruntuhan gedung-gedung di Jalur Gaza akibat 15 bulan serbuan Israel. ANTARA/Anadolu/py/am.

Kanada, insidepontianak.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan pada Rabu (9/4) bahwa otoritas Israel telah menolak setidaknya 68 persen dari upaya mereka untuk mengoordinasikan akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza sejak 18 Maret lalu.

Mengutip data dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), juru bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan bahwa operasi kemanusiaan di Gaza saat ini mengalami "kendala berat".

“Hal ini disebabkan oleh meluasnya operasi militer serta blokade terhadap bantuan kemanusiaan dan barang-barang komersial yang telah berlangsung selama lebih dari lima pekan,” ujar Dujarric dalam konferensi pers.

Ia juga mengungkapkan bahwa telah terjadi “serangan mematikan terhadap pekerja kemanusiaan dan fasilitas bantuan.”

“Hanya sejak kemarin, otoritas Israel telah menolak delapan dari 14 upaya petugas bantuan PBB untuk mengakses warga yang membutuhkan pertolongan darurat,” lanjutnya.

Dujarric menegaskan bahwa “sejak eskalasi konflik pada 18 Maret, otoritas Israel telah menolak 68 persen dari 170 upaya PBB untuk menjangkau warga di berbagai wilayah Gaza dan menyalurkan bantuan kemanusiaan.”

Ia juga mencatat bahwa Israel terus “menolak seluruh upaya untuk mengambil pasokan bantuan yang telah masuk ke Gaza dan diturunkan di titik perbatasan sebelum penutupan pengiriman barang pada 2 Maret.”

“Penolakan-penolakan itu menghambat para pekerja kemanusiaan menjalankan misi penting yang menyelamatkan nyawa,” tegasnya.

Meskipun kondisi semakin sulit, Dujarric menambahkan bahwa “PBB dan mitra-mitra kemanusiaannya tetap berkomitmen untuk bertahan dan terus menyalurkan bantuan.”

Pasukan militer Israel kembali melancarkan serangan mematikan ke Gaza sejak 18 Maret, menewaskan hampir 1.400 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya -- menggagalkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sebelumnya tercapai pada Januari.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan lalu bersumpah akan meningkatkan serangan ke Gaza, seiring dengan terus dijalankannya rencana Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari wilayah tersebut.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 50.700 warga Palestina telah tewas dalam serangan brutal Israel di Gaza, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait tindakannya di wilayah tersebut. (ANT)

 

Leave a comment