Kisah Urban Legend di Balik Sosok Wewe Gombel: Hantu Penculik Anak yang Populer di Kalangan Warga Tapal Kuda

2024-11-25 00:26:09
Ilustrasi

Insidepontianak.com – Bagi anak yang lahir di era tahun 90-an sosok Wewe Gombel merupakan hantu yang paling ditakuti. Kisah Urban legend ini sudah hampir ditemui di seluruh pelosok Negeri.

Orang tua mereka selalu mewanti-wanti agar tidak keluar rumah menjelang waktu maghrib. Pasalnya senja merupakan jam berkeliarannya si Wewe Gombel, kewaspadaan ini sudah memang dibalut apik dalam cerita Urban legend.

Hal tersebut cukup ampuh untuk membuat mereka menetap di dalam rumah. Keseraman kisah Urban legend ini benar-benar membuat bulu kuduk berdiri. Terlebih lagi Wewe Gombel terkenal sangat suka menculik anak kecil.

Baca Juga: DOWNLOAD dan NONTON Revenge of Others Episode 8 Sub Indo: Apa Yang Dirahasiakan Gi O-Sung dari Seok Jae-beum?

Bagi masyarakat Madura yang tinggal di daerah Tapal Kuda (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, dan lain-lain), sosol Wewe Gombel biasanya dikenal dengan nama 'Bi'ibi'.

Sedangkan di daerah Jawa Tengah, atau dalam konsep pikiran suku Jawa, Wewe Gombel lebih disebut dengan nama lain, yaitu 'Kelong Wewe'.

Beragamnya penyebutan sosok hantu perempuan tersebut tidak menghilangkan kesamaannya sifat ataupun watak mahkluk halus ini. Semua sepakat bahwa Wewe Gombel selalu berkeliaran di waktu senja.

Penampilan fisik hantu tersebut pun juga sama, Wewe Gombel digambarkan dengan wanita berumur hampir setengah abad berbaju lusuh, rambut panjang acak-acakan, serta memiliki payudara besar dan panjang.

Berbeda dengan jenis hantu lain, Wewe Gombel tidak menyakiti manusia. Dia hanya tertarik kepada anak kecil untuk diajaknya bermain, meski terlihat ramah sosok dari kisah urban legend ini juga suka menculik korbannya.

Lantas kenapa dia sangat suka kepada anak kecil? Peristiwa apa yang melatar belakangi momok Wewe Gombel tersebut? Dan tipu daya apa biasanya yang dia pakai untuk memancing korbannya?

Resti Nurfaedah menjelaskan, dalam 'The Long-Lasting Gender: Cases of the Female Legendary Spirits on Indonesia Stories' (2021), bahwa kisah mitos yang terkelompokkan dalam urband legend memiliki akar sendiri dalam sosial.

Cerita hantu tidak bisa lepas dari interaksi sosial antar manusia, dari sinilah mereka biasanya memunculkan kisah unik dengan beragam tujuan. Dampaknya agar keturunan mereka mau belajar dari dongeng tersebut.

Resti kemudian menejelaskan bahwa Wewe Gombel sebenarnya folkelore yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah. Tepatnya kisah tersebut bermula dari tutur kata penduduk yang menempati di sekitar bukit Gombel.

Kisah ini bermula dari seorang gadis biasa yang bernama Sri. Perempuan ini kemudian menikahi seorang pemuda yang bernama Jaka, karena status istrinya dari kalangan orang rendah ibunya tidak merestui keluarga mereka.

Karena cinta sudah membelenggu di hati Jaka, dia pun mengajak Sri untuk menikah dan melawan kehendak ibunya. Dirumorkan keluarga ini dipenuhi dengan kebahagiaan dan diselimuti aura romantis.

Setelah Sri melahirkan bayi, kehidupannya bertambah bahagia karena sang buah hati yang dinantikan telah tiba. Namun tidak bagi Jaka, dia selalu mendapatkan bully-an dari teman-temannya.

Temannya menganggap bahwa Jaka tidak pantas menikahi perempuan dari status sosial rendah. Akibat dari ejekan yang di terimanya hampir setiap hari, Jaka pun berubah sifat. Dia memperlakukan Sri dengan semena-mena, bahkan memukulinya.

Di lain pihak, Ibunya juga mengenalkan gadis lain untuk dinikahi oleh Jaka. Suami Sri ini pun kalap mata, wanita yang dikenalkan oleh ibunya membuatnya jatuh cinta dan berniat membopongnya.

Akhirnya Jaka hidup bahagia dengan istri barunya, sedangkan perlakuan kasarnya tidak henti-henti dilancarkan kepada Sri. Singkat cerita merasa tidak betah dipukulin terus menerus, Sri berniat membunuh suami dan mertuanya.

Akhirnya mertua dan Jaka tewas ditangan Sri, rasa putus asa dan menyesal yang dia alami memutuskannya untuk berlari ke hutan sembari membawa sang anak. Tak hanya itu saja, rasa salah yang menyelimuti jiwanya membuat Sri berniat bunuh diri.

Tak tega melihat bayi mungilnya masih kecil, dia kembali ke ibu kandungnya dan menitipkan si anak. Sri sendiri kemudian memutuskan menuju ke bukit Gombel dan melompat ke jurang, dari sinilah kisah Wewe Gombel muncul.

Baca Juga: DOWNLOAD dan NONTON Revenge of Others Episode 8: Temukan Titik Terang Pembunuh Park Won Seok?

Oleh sebab itu rasa keibuan dari Wewe Gombel masih melekat walaupun sudah menjadi arwah, makhluk halus ini sangat suka sekali dengan anak kecil.

Sosok hantu berjenis kelamin wanita ini juga bisa dibaca dari literatur lain berjudul 'Dunia Setalah Senja', cerpen yang dikarang oleh D. Herdy (2014). Kisah tersebut berlatar belakang yang berbeda dari cerita yang pertama.

Meski berbeda latar dan tempat, sosok Wewe Gombel dari cerpen Herdy memiliki kesamaan, lelembut ini tidak akan mengancam manusia. Makhluk halus ini biasanya hanya akan mengajak bermain anak kecil.

Bukan sembarangan anak yang menjadi targetnya, biasanya anak kecil yang akan diajak bermain dari keluarga yang tidak bisa mengurus hidup buah hatinya, atau tidak mendapatkan pengawasan layak.

Maka dari itu orang tua selalu mewanti-wanti anaknya agar tidak keluyuran menjelang maghrib. Hal ini merupakan kepedulian sebuah keluarga mengajari anaknya agar tidak suka berkeliaran di malam hari.

Resti kemudian menjelaskan bahwa sosok hantu perempuan Indonesia selalu memiliki tendensi inferior. Baik jenis makhluk halus perempuan lain seperti Kunti Lanak, Nyi Roro Kidul, ataupun Kuntilanak memiliki kisah hidup tragis.

Perempuan yang digambarkan lemah tak berdaya ini kemudian berubah sangat drastis untuk menuntut kesejahteraan. Dengan identitas barunya, mereka muncul di tengah masyarakat dengan karakter baru yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Hal itu terjadi dengan sosok Sri yang menuntut balas dendam karena diperlakukan buruk baik oleh suami dan mertuanya. Begitupula ketika dia menjadi Wewe Gombel, sifat kepedulian yang dipunyai oleh makhluk ini, tentang kasih sayang, masih melekat dalam jiwanya.***

Tags :

Leave a comment