Era Digital, Periklanan Mesti Paham Cara Kerja Algoritma Pemasaran Digital
JAKARTA, insidepontianak.com - Algoritma sangat penting di dalam ekosistem digital, terutama dalam lanskap periklanan karena seluruh industri digital bergantung padanya.
"Ini adalah sesuatu yang mengatur dan menjalankan industri, dan faktanya alogaritma adalah jiwa dari pemasaran digital," kata Country Head platform adtech terprogram Xapads Media Indonesia, Edo Fernando dalam keterangannya pada Selasa.
Google membuat algoritma periklanan dan memodifikasinya beberapa kali dalam setahun, untuk memberikan kesempatan kepada pemasar untuk mempertahankan lanskap digital yang terus berkembang dengan lebih banyak improvisasi dan penyempurnaan hasil bisnis.
Perubahan kecil atau besar dalam algoritma menjadi perhatian penting bagi pemasar saat menghadapi tantangan dalam pengembangan produk, aktivitas pemasaran dan promosi.
Itu sebabnya pemasar memantau pembaruan dan algoritma Google dan selalu berusaha mengikuti langkah yang baik untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan.
Algoritma mempengaruhi pengalaman pengguna dan karenanya, profesional pemasaran merencanakan dan menyusun strategi kampanye mereka sesuai dengan itu.
Ini membantu mereka dalam mengambil metrik online pengguna, berdasarkan pemasar yang memberikan penawaran terbaik kepada netizen, yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
"Baru-baru ini, Google telah mengonfirmasi untuk meluncurkan Spam Algorithm Update pada Oktober 2022 yang dimaksudkan untuk memerangi spam. Pembaruan ini akan sepenuhnya diluncurkan di seluruh dunia dalam semua bahasa dan akan membantu pemasar untuk menganalisis kualitas, relevansi, dan kegunaan halaman masing-masing," katanya.
Selain itu, Google tidak lagi menggunakan cookie pihak ketiga yang periode hit and trial-nya telah dimulai.
Pembaruan algoritma terbaru dapat mempengaruhi kampanye pemasaran karena Periklanan Tanpa Cookie telah menjadi topik hangat dalam diskusi. Menghapus Cookie 3P secara bertahap akan menjadi cara paling penting untuk menampilkan iklan digital.
Ini melalui protokol kepatuhan data yang pada tahun 2023, di mana 65 persen dari populasi global akan memiliki data pribadi mereka yang tercakup dalam peraturan privasi. Itulah sebabnya Periklanan Tanpa Cookie mendapatkan momentum.
Selain itu, GDPR (General Data Protection Regulation) yang berfokus pada algoritma yang berkembang juga akan memfasilitasi pemasar dengan metodologi penargetan audiens yang efektif.
Karena GDPR menggabungkan beberapa prinsip dasar transparansi, minimalisasi data, akurasi, akuntabilitas, integritas, dan kerahasiaan.
Ini membantu pengiklan dengan pendekatan yang lebih kuat untuk akuisisi pengguna dan pemahaman yang lebih baik tentang audiens.***
Leave a comment