Cerita Tio Pakusadewo dari Balik Penjara: Sel Tikus, Penerjemah Bahasa, Diajari Ngaji Teroris

2024-09-21 21:55:20
Ilustrasi
Insidepontianak.com – Tio Pakusadewo ceritakan pengalamannya saat mendekam di penjara akibat kasus penyalahgunaan narkoba. Dua kali berpengalaman dibui karena kasus narkoba, Tio Pakusadewo mengungkapkan banyak hal yang terjadi di dalam penjara. Meskipun selama ini Tio Pakusadewo sudah sering mendengar desas-desus tentang kehidupan di penjara, namun karena alasan narkoba juga, akhirnya dia membuktikan desas-desus itu. Tio Pakusadewo mengaku mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran berharga selama mendekam di penjara. Mulai dari pengalaman 10 hari berada di sel tikus, jadi penerjemah antar blok, hingga diajari ngaji sama teroris. “Pengalaman sel tikus yang terparah. Ruang 1x3,5 meter, diisi 7 orang, gelap, bau, pengap, terisolir,” ungkap Tio Pakusadewo, melansir kanal Youtube Deddy Cobuzier, Kamis (2/2/2023). Bahkan aktor senior ini mengungkapkan, di hari pertamanya mendekam di sel tikus, dia harus tidur berdiri, karena untuk berbaring di lantai sel itu tidak memungkinkan. “Gue harus mengikat leher dengan ikatan tali baju ke jeruji besi, supaya bisa tetap menjaga posisi saat ngantuk berat,” ungkap Tio Pakusadewo. Rasanya syukur-syukur tak gila selama berada di sel itu. Karena menurutnya, yang masuk ke sel tikus harus berkutat terus di dalam sel. Tidak boleh kemana-mana, bahkan soal makan juga diantarkan oleh petugas. Saat itu, Tio mengakui cukup sekali saja masuk penjara. Namun nyatanya untuk kedua kalinya dia kembali dipenjara dengan kasus yang sama, yakni penyalahgunaan narkoba. “Padahal ganja yang gue pake itu untuk pengobatan sakit parkinson yang gue derita, jadi gue jus sama nanas, gue minum tiap pagi, dan baru dua kali gue asup, parkinson gue hilang,” jelasnya. Pengobatan menggunakan ganja ini sebetulnya disarankan oleh teman Tio yang kebetulan seorang dokter di Amerika Serikat. “Dan terbukti memang parkinson gue hilang setelah gue konsumsi untuk pengobatan. Ganjanya gak gue bakar, tapi gue jus,” tegasnya. Berbeda dengan pengalaman pertamanya yang mendekam di sel tikus, untuk yang kedua kali dipenjara, Tio justru disambut hangat oleh para napi di sana. “Bedanya untuk pengalaman yang kedua ini, gue lebih spiritual aja. Otak gue lebih terbuka,” ungkapnya. Tio Pakusadewo juga menyebut dari pengalaman terakhirnya di penjara ini, dia bisa melihat yang terang dari hal-hal yang gelap. “Gue kan bisa beberapa bahasa daerah, dan di sana memang ada blok-bloknya. Jadi gue punya kerjaan sebagai penerjemah, karena di sana setiap blok menggunakan bahasa daerah masing-masing,” jelasnya. “Saat yang masuk kedua ini, gue juga diajari ngaji sama teroris, Ali Imron. Berulang kali dia datang ke sel gue, tapi gue selalu pura-pura tidur, katanya dia mau ngobrol, jadi ada momen kami ngobrol berdua,” tambah Tio. Diceritakan Tio, Ali Imron merupakan napi dengan hukuman terlama, bahkan karena itu juga dia memiliki akses bebas keluar masuk sel. Tapi bukan untuk apa-apa, murni untuk mengajari para napi di sana untuk mengaji. “Dia bilang saya bisa ngajari sampean untuk bisa ngaji dalam dua hari. Gue penasaran, dan ternyata benar, dalam dua hari gue uda bisa lancar ngaji, gue akui keren metodenya,” puji Tio. Sejak itu keduanya pun menjadi akrab, bahkan hingga Tio Pakusadewo bebas dari hukuman penjara atas kasus penyalahgunaan narkoba itu, mereka masih lancar berkomunikasi, hingga saat ini. *** (Penulis: Adelina)  

Leave a comment