Prinsip Branding Diri Ala Aktor Nicholas Saputra, Bukan di Media Sosial: Berkarya dan Belajar Katakan Tidak!

2024-09-27 11:07:38
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Aktor Nicholas Saputra tidak pernah menjadikan media sosial sebagai alat untuk branding diri. Media sosial seperti Instagram bagi Nicholas Saputra malah dianggapnya sebagai foto album, bukan untuk branding diri. Justru bagi Nicholas Saputra branding diri sebenarnya bukan di media sosial, namun melalui karya-karya yang dikerjakan. "Kurang besar apa film dimana saya terlibat di dalamnya, layar bioskop 10 x 20 meter itu, dan penonton bisa mendapatkan kualitas karya-karya saya di dalamnya," kata Nicholas Saputra, melansir tayangan Youtube CXO Media, Jumat (7/4/2023). Menurut Nicholas, dia setiap keterlibatanya dalam film, dia berperan dengan melakukan yang terbaik dengan kualitas suara yang terbaik dan gambar yang terbaik. "Saya rasa itu sudah lebih dari cukup dalam konteks ngomongin branding diri ya," sambung aktor keturunan Tionghoa-Jawa dan Jerman ini. Diungkapkan Nicholas, dia tidak merasa harus mengikuti atau merasa harus out gitu dengan cara branding lewat media sosial. "Karena bagi saya yang paling penting dari itu semuanya bagi karier saya adalah karya-karya yang saya buat gitu, dan saya rasa itu udah bisa dinikmati semua orang, dan itu malah lebih dari cukup," tambah kelahiran 1984 ini. Terbukti Nicholas Saputra memang tak pernah memposting hal-hal yang berbau privasinya di media sosial. Bahkan foto diri yang menunjukkan wajahnya saja jarang bahkan hampir tak pernah dia posting. Padahal umumnya dalam konteks branding diri, media sosial adalah wadah yang paling mudah untuk mempengaruhi publik. Dengan kata lain, secara tak langsung tokoh publik seperti pejabat, artis, selebgram memiliki power bagi banyak orang untuk mengikuti atau melakukan yang diyakini si tokoh publikdalam hidup atau kariernya. Namun soal power, Nicholas Saputra memiliki perspektif yang berbeda, meskipun dia tidak menafikan soal power yang dimiliki setiap tokoh publik. "Memang power itu buat saya terbagi dua ya, pertama, power to make people do something yang tentu susah ya untuk mendapatkan posisi tersebut tapi ada satu lagi power yang sangat powerful sebenarnya dan sulit juga dilakukan, yaitu power to say no, itu menurut saya," jelas Nicholas. Menurutnya power untuk mengatakan tidak itu adalah kekuatan yang jarang orang bisa orang kenali. "Karena dari situlah sebenarnya kita bisa balance atau kita bisa menyeimbangkan hidup kita," bilangnya. Memang tak dipungkiri Nicholas Saputra,  terkadang orang-orang di dunia industri entertainment memang mudah sekali terseret arus. "Dan setiap tuntutan itu kita memang rasanya kok kita harus ikutin gitu," ungkap Nicholas. Dari pengalamannya sendiri, dia mendapatkan kesempatan untuk mengenali pola-pola itu ketika dia muncul di film pertamanya yang begitu populer waktu itu. Masa itu produktivitas film Indonesia masih terbilang jarang, sehingga dampaknya lumayan besar terhadap hidupnya. "Dan saya belajar cukup untuk bisa mengenali 'Oh ini yang bisa dialami seseorang ketika melakukan hal tertentu atau ketika populer lah', mulai dari yang ditunggui, diikuti dan banyak hal lainnya," terang Nicholas. "Keluar dari sekolah diikutin mobil orang, rumah disatronin. Bagi saya keluarga saya, tetangga saya, teman dekat saya, pacar dan lain-lain adalah privasi," tegasnya. Dengan kata lain, bagi Nicholas Saputra, dengan melakukan atau melindungi privasi diri kita sendiri, maka di saat yang bersamaan juga melindungi privasi banyak orang. "Lagian sebenarnya keputusan untuk mengatakan tidak dengan berbagai macam pertimbangan, nggak terlalu merugikan orang juga, dan saya memang terbiasa untuk belajar bilang tidak," pungkas Nicholas Saputra. (Adelina)  

Leave a comment