Apa Yang Harus Dipersiapkan Saat Malam Lailatul Qadar?: Simak 3 Pesan dari Ustadz Adi Hidayat!
JAKARTA, insidepontianak.com - Tidak lama lagi umat Islam akan menyambut datangnya sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Pada sepuluh terakhir ini adalah malam yang sangat mulia, yang biasa disebut dengan malam lailatul qadar yang lebih baik dari seribu bulan.
Tidak ada yang tahu kapan pastinya lailatul qadar itu datang. Oleh sebab itu, umat Islam dianjurkan untuk setiap hari memperbanyak ibadah agar bisa mendapatkannya.
Berdasarkan awal Ramadhan 1444 H yang jatuh pada 23 Maret 2023, maka malam Lailatul Qadar jatuh pada: Malam 21 Ramadan: 11-12 April 2023.
Tapi, sebelum memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, ada persiapan yang perlu kamu lakukan terlebih dahulu.
Dilansir insidepontianak.com dari sebuah video di kanal YouTube Audio Dakwah pada 15 Mei 2020, berikut merupakan penjelasan Ustadz Adi Hidayat mengenai malam Lailatul Qadar.
Ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa sebelum datangnya lailatul qadar, ada beberapa yang perlu dipersiapkan oleh umat muslim.
Hal ini sama seperti ketika orang-orang yang diundang oleh orang penting atau acara penting, maka diperlukannya persiapan yang sangat matang dari jauh-jauh hari.
"Pertama, beliau mengisyaratkan bahwa sangat penting sekali untuk menyiapkan kondisi mental yang baik, serta fisik yang kuat," kata Ustadz Adi Hidayat.
Dalam suatu riwayat, digambarkan Rasulullah sedang mengencangkan ikat pinggangnya. Dan pada riwayat lain yang menjelaskan bahwa Siti Aisyah membantu menyisir rambut Rasulullah.
Karena itu, untuk menyambut datangnya malam Lailatul Qadar maka perlu mempersiapkan fisik, seperti merapikan rambut, pakaian bersih dan bagus, diberi parfum bagi laki-laki dan sebagainya.
"Kalau kita ingin beribadah dengan khusyuk, maka kita juga harus punya tempat ibadah yang baik," kata Ustadz Adi Hidayat menjelaskan persiapan kedua.
Satu-satunya tempat paling nyaman untuk melakukan ibadah adalah ruang yang menenangkan dan kondusif seperti Masjid.
Hal ini dikarenakan semua yang ada di masjid mendukung untuk berbagai kegiatan ibadah, mulai dari mushaf, tasbih, tempat wudhu dan sebagainya.
"Yang ketiga, ini yang paling penting. Menyiapkan agenda itikaf," kata Ustadz Adi Hidayat.
'Itikaf berasal dari bahasa Arab yang berarti menetap, mengurung diri atau terhalangi. Dalam konteks ibadah dan bagi agama Islam adalah berdiam diri di dalam masjid dalam rangka untuk mencari keridaan Allah dan bermuhasabah atas perbuatan-perbuatannya
Agenda itikaf berisi daftar ibadah yang akan dilakukan selama sepuluh hari itikaf di masjid.
Agenda yang dimaksud seperti ingin mendapatkan ampunan Allah, maka berarti ibadahnya perbanyak istighfar. Misal, tujuannya khatam Al-Qur'an, maka agendanya bisa sehari tiga juz.
Leave a comment