Gunung Bromo: Jajaki Ragam Destinasi Wisata Alamnya, Bisa Dicoba dengan Tiket Murah!

2024-11-23 11:48:02
Ilustrasi
PROBOLINGGO, Insidepontianak.com – Gunung Bromo sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Bahkan, wisata alam ini seringkali menjadi objek destinasi bagi wisatawan mancanegara. Gunung Bromo merupakan salah satu gunung aktif yang termasuk di kawasan pegunungan Semeru. Sebagai salah satu wisata yang memiliki pemandangan eksotis, Bromo wajib dikunjungi bila menyinggahi kota Probolinggo. Meski Gunung Bromo seringkali dikenal sebagai salah satu gunung yang paling ikonik bagi kota Probolinggo, sebenarnya letak geografisnya dimiliki oleh tiga kabupaten yang menjadi tetangganya. Tepatnya, Gunung Bromo menjadi batas wilayah antara kabupaten Lumajang, Probolinggo, Malang, dan Pasuruan. Melalui keempat kota tersebut, wisatawan lokal dan mancanegara bisa memilih jalur hiking sesuai selera. Bila dikehendaki jalur dari selatan, yakni melalui kota Malang. Akses menuju gunung Bromo bisa ditelusuri melalui desa Gubukklakah. Rute ini searah dengan lintasan ke arah destinasi area Gunung Semeru dan Ranu Pani. Sedangkan untuk melalui jalur kota Pasuruan, wisatawan harus melewati kecamatan Purwodadi. Kedua rute dari kabupaten telah menyediakan transportasi umum berupa Elf yang bisa disewa. Bagi wisatawan sendiri, menuju kawasan Gunung Bromo melalui dari titik awal kabupaten Probolinggo merupakan jalur yang paling diminati. Pasalnya, disemenanjung jalan banyak sekali akomodasi penginapan yang bisa dipesan terlebih dahulu. Letak antara kedua titiknya pun tidak terlalu jauh. Gunung Bromo hanya perlu ditempuh kurang lebih 1 jaman saja, jaraknya sendiri dari Kota Probolinga hanya berkisar 37 kilometer. Tim Insidepontianak mempunysi tips bagi calon wisatawan pengendara roda dua yang akan menuju ke Gunung Bromo. Diharapkan kendaraan motor yang dipakai tidaklah berupa mesin matic. Sebab, kawasan jalanan di kaki lereng Gunung Bromo cukup ekstrim. Sebagai gantinya, banyak pengelola wisatawa alam ini menyediakan jasa penyewaan mobil jeep dan motor trail. Meski sebagai tranportasi utama untuk mencapai ke titik destinasi Bromo. Motor trail dan mobil jeep tersebut bisa jadi aktifitas yang cukup menantang. Banyak wisatawan menyewa dua jenis kendaraan berbeda itu hanya demi tujuan olahraga semata. Area yang paling tepat untuk aktifitas ekstrim ini terletak di kawasan padang pasir yang berada di lereng Gunung Bromo. Berbeda dengan jenis gunung yang lain, jalur tracking Gunung Bromo terbilang sangat mudah untuk dilalui. Sehingga, wisatawan tidak perlu membawa bekal berlebihan. Toh, juga banyak warung makan dan hotel yang menyediakan segala kebutuhan isi perut sebelum pendakian dimulai. Selama menyusuri kawasan Gunung Bromo, pengunjung akan ditemani oleh pemandangan bukit yang menyejukkan mata. Tak kalah serunya bila telah sampai di kawasan pasir berisik. Terpaan angin yang menimpa pasir menyambut wisatawan dengan suara desisan khas alam. Merasa tidak puas dengan destinasi olahraga ekstrim dan pemandangan alam. Wisatwan yang mencintai kearifan lokal bisa menjumpai ritual tradisi khsusus masyarakat sekitar. Pemukim asli yang menempati kawasan Gunung Bromo merupakan masyarakat suku Tengger. Secara mayoritas, agama yang kental dianut oleh mereka yakni Hindu. Wisatawan bisa menyaksikan langsung ritual adat suku Tengger seperti Yadnya Kasada secara gratis. Kegiatan dalam bentuk kearifan lokal tersebut dilakukan setahun sekali. Acara ini dimulai semenjak pagi petang, mereka akan berkumpul sambil membawa beberapa sesaji yang dihaturkan kepada para Dewa yang menempati kawasan Bromo. Perlu diketahui, Gunung Bromo sangatlah dihormati oleh masyarakat Tengger. Bromo sendiri merupakan serapan salah satu nama Dewa utama agama Hindu, yaitu Brahma. Keunikan destinasi lain bisa dijumpai pada bangunan yang bernama Poten yang sangat mirip dengan arsitektur pure Bali. Tempat ini merupakan dimana ummat Hindu Bromi berkumpul untuk sembahyang. Sebelum memasuki kawasan Poten, pengunjung akan disambut oleh beraneka patung singa yang menyeringai. Filosofinya adalah patung tersebut diharapkan mengusir segala roh jahat yang mengitari Gunung Bromo. Kekayaan destinasi wisata Gunung Bromo memang menjadi daya tarik sendiri bagi pecinta alam, ataupun pengagum kebudayaan. Untuk memasuki kawasan Bromo, pengunjung hanya perlu merogoh gocek sebesar Rp 29.000 di hari biasa. Sedangkan bila bertepatan pada weekend, wisatawan hanya perlu membayar mahar sebesar Rp 34.000. (Dzikrullah). ***

Leave a comment