Intip Rahasia Langit Pagi di Seruni Point, Spot Apik bagi Pemburu Golden Sunrise
PROBOLINGGO, insidepontianak.com – Seruni Point merupakan spot yang paling diminati bagi peminat matahari terbit. Terletak di kawasan Bromo, wisata ini menjadi destinasi satu paket ketika bermain ke gunung Bromo.
Seruni Point sendiri merupakan wisata yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi ketika menjelang pagi. Bila bertepatan dengan pergantian gelapnya langit ke waktu pagi, golden sunrise akan menyambut para wisatawan.
Seruni Point berada di kawasan yang cukup tinggi, puncaknya saja berada di atas ketinggian 2.436 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sehingga, rahasia langit pagi dan golden sunrise akan diungkap selebar-lebarnya.
Bagi wisatawan sendiri, Seruni Point memang menjadi spot paling strategis untuk melihat kemolekan golden sunrise. Terpaan sinar matahari pertama akan menyentuh wajah, membasahi dengan taburan kilat emas di permukaan tanah.
Karena berdekatan dengan lokasi wisata gunung Bromo, wisatawan akan merasa rugi bila tidak mencicipi pemandangan sekitar Seruni Point.
Bila di baca di dalam geografi secara jelas, Seruni Point berhimpitan dengan gunung Pananjakan. Adapun administrasinya, wisata ini termasuk dalam kawasan Cemoro Lawang, Ngadisari, kecamatan Sukapura, Kab. Probolinggo.
Harga tiket untuk menginjakkan kaki di pelataran Seruni Point terbilang murah. Pengunjung hanya perlu membayar tiket sebesar Rp 5.000 saja, patokan tarif ini dapat berubah sesuai dengan kesepatan pengelola.
Adapun sejarahnya, pembangunan Seruni Point menghabiskan dana APBN sekitar Rp 5 miliar. Bangunan ini berbentuk datar, yang disetiap sudutnya tertancap pilar tugu Brawijaya berukuran besar.
Keempat pilar tersebut mengandung makna tersendiri. Bisa disimpulkan, tugu berarsitek Brawijaya untuk mengenang masa kejayaan kerajaan Majapahit dan nama rajanya.
Sebenarnya, Seruni Point memiliki istilah lain yang bernama pananjakan 2. Sebab, pembangunannya tidak lain untuk menunjang dan memperkokoh pananjakan 1 yang berlokasi di puncak gunung Pananjakan.
Akses menuju puncak Seruni Point sudah tergolong sangat mudah, karena jalanan lebar yang dapat dilalu-lalangi oleh pengunjung baik yang hendak summit, ataupun mereka yang akan turun.
Adapun anak tangga menuju puncak terdiri dari kisaran 256 bidang. Bila merasa ngos-ngosan, pengunjung bisa beristirahat di 7 titik yang tersedia.
[caption id="attachment_25346" align="alignnone" width="716"] Salah satu dari 7 titik istirahat Seruni Point yang brrada di atas awan. (Foto: Loic Portzenheim / Google Map)[/caption]
Di setiap spot 7 titik tersebut, berbagai angle pemandangan alam indah akan terekam oleh otak. Tak segan-segan, banyak di antara mereka akan mengabadikan momen tersebut ke media sosial mereka.
Keamanan menuju Seruni Point pun juga diperhatikan oleh pengelola. Batas limit pengunjung hanya terdiri dari 300 orang, bila lebih akan dijadwalkan shift gantian supaya sama-sama dapat menikmati golden sunrise.
Disarankan pula, pendaki tidak boleh bersender ke pagar samping tangga agar tidak mendapat insiden yang berbahaya.
Fasilitas yang tersedia di kawasan ini berupa parkiran, toilet, kamar kecil, dan tenda penjual suveinir khas Seruni Point.
Bagi wisatawan yang membawa keluarga, diharapkan peserta pendakian berbadan fit dan bugar serta berpakaian tebal.
Sangat tidak dianjurkan membawa balita ketika mendaki Seruni Point. Karena cuaca sekitar tidak dapat diprediksi, suhu ekstrimnya saja dapat turun hingga 3 sampai 5 derajat celcius.
Namun, bila dilakukan secara beramaian suasana lelah pendakian tidak akan terasa. Terlebih lagi, nuansa langit emas golden sunrise akan menanti di puncak Seruni Point.
Berkat rahasia alam yang dipunyai, Seruni Point tidak lagi menjadi penunjang pananjakan 1 saja. Tempat ini malah menjadi markas pemburu golden sunrise di pagi hari. (Dzikrullah). ***
Leave a comment