Salah Paham! Sekelompok Anak Punk Rusak Warung Kelontong di Serang Karena Dibilang Sampah

2024-09-25 14:27:16
Ilustrasi
SINJAI, insidepontaiank.com – Beredar rekaman cctv peristiwa keributan di sebuah warung Madura di Kampung Pesisir, Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang. Peristiwa tersebut akhirnya berhasil diselesaikan dengan damai. Pihak kepolisian setempat berhasil mengamankan para pelaku tak lama setelah kejadian berlangsung. Berdasarkan video CCTV yang menjadi viral, terlihat sebanyak 7 orang anak punk mengamuk di warung kelontong tersebut dan merusak serta mengobrak-abrik isi warung tersebut. Tindakan mereka ini dipicu oleh kesalahpahaman yang terjadi saat penjaga warung, bernama Lihaton (36), menegur mereka agar tidak membuang sampah sembarangan di sekitar warung. Kapolsek Tanara, AKP Edi Mulyana, menjelaskan bahwa perusakan warung madura tersebut bermula ketika seorang anak punk bernama Medi meminjam gunting dari warung untuk membuat klipper dari botol plastik. Saat penjaga warung memberikan gunting tersebut, dia menyampaikan peringatan agar tidak menyebarkan sampah. Sayangnya, salah seorang anak punk salah mendengar dan mengira penjaga warung menyebut mereka sebagai sampah. Kesalahpahaman ini memicu adanya cekcok mulut dan keributan antara kelompok anak punk dengan pemilik warung madura. Akibatnya, warung tersebut mengalami kerusakan dan kekacauan. Setelah menerima laporan dari penjaga warung, polisi segera melakukan tindakan dan berhasil mengamankan para pelaku tak jauh dari lokasi kejadian, yaitu di sekitar Kampung Kepaksan, Desa Pedaleman, Kecamatan Tanara. Dari hasil pemeriksaan terhadap korban maupun pelaku, Kapolsek Edi Mulyana menyimpulkan bahwa perusakan tersebut murni disebabkan oleh kesalahpahaman yang terjadi saat pertukaran kata-kata di antara mereka. Setelah menyadari kesalahan dan menyampaikan penjelasan, korban maupun pelaku sepakat untuk menyelesaikan masalah secara damai. Akhirnya, kelompok anak punk tersebut sepakat untuk mengganti kerusakan barang dagangan korban dengan jumlah uang sebesar Rp270 ribu. Hal ini menunjukkan komitmen mereka untuk bertanggung jawab atas perbuatan mereka dan berdamai dengan pemilik warung. Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bahwa kesalahpahaman bisa terjadi di antara siapa pun, namun dengan komunikasi yang baik dan penjelasan yang tepat, konflik dapat dihindari. Kepolisian mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga sikap dan merespons dengan bijaksana dalam menghadapi situasi yang memicu emosi. Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih menghargai perbedaan dan berusaha memahami dengan lebih baik sebelum mengambil tindakan yang dapat merugikan pihak lain. (Zumardi IP)***

Leave a comment