Awas Lalat Hijau, Serangga Ini Bisa Tularkan Ragam Penyakit
MEDAN, Insidepontianak.com - Serangga memang hewan kecil yang cendendrung dianggap biasa saja, namun bisa menjadi bahaya. Sebut saja lalat hijau, setidaknya dia bisa menularkan enam penyakit.
Artinya, tidak bisa sepele dengan serangga kecil seperti lalat hijau. Ya, hanya dari liur binatang ini saja, Anda akan mendapat penyakit berbahaya.
Penyakit yang bisa ditularkan oleh serangga ini adalah kolera, pes, dan sebagainya. Dengan kata lain, jika ada lalat hijau, sebaiknya Anda waspada alias awas.
Melansir halodoc.com, Senin (13/11/2023), lalat hijau (Calliphora vomitoria) berbeda dengan lalat biasa. Jenis lalat ini berukuran lebih besar dengan mata berwarna merah dan memiliki sayap transparan.
Perbedaan mencolok lainnya yaitu tubuhnya yang bercorak metalik kehijauan. Namun, perilakunya sama seperti lalat pada umumnya.
Dengan kata lain, lalat hijau juga sering hinggap ke tempat yang menghasilkan bau makanan dan sampah seperti rumah atau restoran. Sumber makanan dan sampah tersebut adalah tempat lalat mencari makan sampai berkembang biak.
Selain itu, lalat hijau umumnya lebih aktif di siang hari dan sering hinggap di lantai, dinding, langit-langit, dan jendela.
Yang jelas, lalat ini dapat menularkan patogen yang masuk ke tubuhnya lewat air liur. Nah, air liur ini akan mereka keluarkan saat menghinggapi makanan, sampah, kotoran dan bangkai.
Nah, beberapa penyakit yang bisa ditularkan lalat hijau, yaitu:
- Kolera.
- Salmonellosis.
- Demam tifoid.
- Disentri.
- Pes.
- Infeksi parasit di dalam usus.
Sebagai informasi, siklus hidup lalat jenis ini cenderung sangat singkat. Ada sejumlah faktor yang menentukan siklus hidupnya, seperti kualitas sumber makanan, musim, suhu dan kelembapan udara.
Lalat betina yang sudah dewasa umumnya mampu menghasilkan 200 telur sekali menetas. Pada suhu yang ideal, telur lalat hanya membutuhkan 8-20 jam untuk menetas.
Setelah itu, mereka menetas menjadi larva yang lebih dikenal sebagai belatung. Belatung berkembang biak dengan cepat dan kemudian melewati proses pergantian kulit (moulting).
Proses ini terjadi saat serangga melepaskan eksoskeletonnya dan menumbuhkan kulit yang baru. Nah, belatung melewati dua kali proses ini sebelum ganti kulit ketiga.
Setelah memasuki tahap kepompong, belatung tampak lebih besar dan kulitnya menjadi lebih gelap. Selama tahap oni juga lalat mulai mengembangkan sayap, kaki, dan beberapa bagian tubuh lalat dewasa lainnya dalam kurun 3-5 hari.
Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kontaminasi lalat jenis ini, seperti:
- Jangan meninggalkan makanan atau bahan makanan di atas meja tanpa ditutup atau diawasi. Selalu tutup makanan dengan rapat atau masukan ke lemari es.
- Menutup jendela dan mengelola sampah dengan baik.
- Gunakan tempat sampah yang tertutup rapat di dalam dan di luar ruangan. Tempatkan tempat sampah luar cukup jauh dari rumah atau gedung.
- Buang sampah secara teratur atau sesering mungkin, terutama di musim panas. Tujuannya untuk mengurangi daya tarik dan jumlah lalat di sekitar rumah.
- Buang atau bersihkan residu dari tempat sampah, tempat sampah kompos, dan peralatan limbah hewan peliharaan.
- Banyaknya lalat yang masuk ke rumah juga bisa mengindikasikan adanya bangkai hewan. Oleh sebab itu, periksa dan bersihkan area rumah secara seksama.
- Gunakan perangkap lalat menggunakan lem, pemukul lalat atau perangkat lipstik.
- Untuk membunuh satu lalat, tunggu sampai gelap atau tutup tirai, nyalakan lampu di kamar mandi kecil untuk menarik lalat ke dalam ruangan agar lebih mudah ditepuk.
Demikian soal lalat hijau, jenis serangga yang bisa menularkan beragam jenis penyakit. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***
Leave a comment