Pj Bupati Landak Luncurkan Program CABI di Wilayah Percontohan Kalbar
LANDAK, insidepontianak.com - Pj Bupati Landak Samuel, membuka kegiatan Peluncuran Program Community ASF Biosecurity Intervention (CABI) di Wilayah Percontohan Kalbar.
Peluncuran Program Community ASF Biosecurity Intervention (CABI) b<span;>ertempat di Aula Dinas PPKP Kabupaten Landak.
Pj Bupati Landak Samuel menyebutkan bahwa peternakan babi di wilayah Kabupaten Landak didominasi oleh peternak babi skala mikro-kecil atau peternak rakyat.
Oleh karena itu Kabupaten Landak menjadi salah satu Kabupaten dengan populasi ternak babi paling tinggi di Kalimantan Barat.
“Akan tetapi, terjadinya wabah penyakit African Swine Fever (ASF) yang melanda Kabupaten Landak dan hampir seluruh kabupaten/kota di Kalbar pada tahun 2021 hingga tahun 2022 yang lalu telah menyebabkan kematian sebagian besar ternak babi masyarakat," ungkap Pj Bupati Landak Samuel.
Akibatnya, peternak mengalami kerugian yang sangat besar dan berdampak pada perununan populasi ternak babi di Kabupaten Landak sehingga menyebabkan harga daging babi melambung tinggi dan menjadi dalah satu penyumbang peningkatan angka inflasi di Kalimantan Barat pada tahun 2022 yang lalu.
Lebih lanjut Pj Bupati Landak Samuel menjelaskan salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan praktik biosekuriti.
Untuk itu, Kementerian Pertanian RI bekerjasama dengan FAO Indonesia menggagas program Community ASF Biosecurity Intervention (CABI) dan mengimplementasikannya dengan melaksanakan praktik biosekuriti kepada peternak.
"Program CABI ini bertujuan agarpeternak dapat memahami prinsip penerapan budidaya babi yang baik serta mampu memahami definisi, prinsip, dan elemen biosekuriti,” jelas Samuel.
Pj Bupati Landak Samuel berpesan kepada para peternak untuk dapat memahami resiko kerugian dan cara penularan penyakit ASF pada babi melalui program ini.
Program CABI juga memberikan bantuan peralatan kandang bagi peternak mikro-kecil di Kabupaten Landak sebagai penunjang praktik biosekuriti dan cara budidaya yang baik dalam peternakan babi.
Pelaksanaan biosekuriti di peternakan mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 14 tentang Pengendalian dan penanggulangan Penyakit Hewan dan Kepmentan Nomor 6 Tahun 2021.
"Hal itu tentang Good Farming Practices (GFP) atau cara budidaya yang baik dalam peternakan, termasuk budidaya babi,” tutur Samuel.
Tidak lupa Pj Bupati Landak Samuel berharap kegiatan ini dapat diikuti dengan baik oleh peternak sehingga dapat memahami dan menerapkan cara beternak yang baik.
“Kegiatan ini juga diharapkan menjadi solusi bagi peternak mikro-kecil di Kabupaten Landak untuk kembali meningkatkan produksi tanpa adanya wabah ASF sehingga dapat menjadi percontohan bagi peternak lain dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas,” tutup Samuel.
Kegiatan dihadiri oleh Pj Bupati Landak Samuel, Direktur Kesehatan Hewan atau yang mewakili, Perwakilan FAO Indonesia, Country National Veteriner Advisor, FAO ECTAD Indonesia, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat beserta tim, Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Landak, Kepala Kepala Dinas PPKP Kabupaten Landak, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Landak, Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Landak, Kepala Balai Veteriner Banjarbaru atau yang mewakili, Camat Ngabang, Kepala Desa Amboyo Inti atau yang mewakili, tim FAO ECTAD Indonesia, dan tamu undangan lainnya. ***
Leave a comment