Tiga Anak di Sanggau Meninggal Dunia Akibat DBD

2024-09-20 17:26:30
Foto: insidepontianak.com -- Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Sanggau, Marlina.

SANGGAU, insdepontianak.com -- Kabupaten Sanggau sudah distratifikasi sebagai daerah endemis demam berdarah dengue (DBD). Tiga anak terkonfirmasi meninggal dunia.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sanggau mencatat hingga 25 Mei 2024 sebanyak 179 kasus DBD yang telah terjadi.

Tiga kasus meninggal dunia terjadi masing-masing satu kasus di Kecamatan Kapuas, Beduai dan Tayan Hulu, semuanya menimpa anak-anak.

Melihat data sebaran kasus DBD Dinkes Kabupaten Sanggau, anak-anak umur 5-14 tahun menjadi yang paling banyak terjangkit DBD dengan 106 kasus.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Sanggau, Marlina mengatakan, kabupaten telah distratifikasi sebagai daerah endemis DBD.

Adapun kecamatan berstatus endemis; Kapuas, Mukok dan Parindu. Sementara, sebanyak 12 kecamatan lainnya masih dengan status sporadis.

"Dinas Kesehatan dan fasyankes terus melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit DBD," ujar Marlina saat dihubungi via WhatsApp, Minggu (26/5/2024) pagi.

Marlina melanjutkan, pencegahan dan pengendalian DBD Dinkes Kabupaten Sanggau melakukan deteksi dini, penggunaan Ns1 jika ada yang gejala mengarah DBD, melakukan penyelidikan epidemiologi jika ada laporan kasus dan penyemprotan jika di peroleh hasil PE positif melalui fasilitas pelayanan kesehatan (fayankes).

"Untuk pemberantasan sarang nyamuk atau PSN juga dilakukan oleh 19 Puskesmas di wilayah masing-masing," tambahnya.

Kemudian, kasus terkonfirmasi DBD paling banyak terjadi di Kecamatan Kapuas dengan 43 kasus. Lalu, di Kecamatan Mukok 33 kasus, Kecamatan Tayan Hulu 24 kasus, Kembayan 21 kasus, Kecamatan Jangkang 14 kasus, Kecamatan Beduai 11 dan kurang dari sepuluh kasus terjadi di Kecamatan Parindu, Sekayam, Entikong, Meliau, Balai, Noyan, Toba, Bonti dan Tayan Hilir. (ans)

Leave a comment