Dituduh Balap Liar, Dua Remaja Alami Kekerasan dan Intimidasi Oknum Polisi Polres Kayong Utara

2024-09-20 07:16:06
Ilustrasi bapal liar/Pixabay

KAYONG UTARA, insidepontianak.com - Arogansi oknum polisi kembali terjadi, kali ini menimpa dua remaja asal Kayong Utara R (17) dan AM (17).  

Diceritakan kedua remaja tersebut, peristiwa bermula pada hari Senin (8/7/2024) malam. Saat melintas di kawasan wisata Pantai Pulau Datok, R dan AM diamankan warga karena dianggap ikut balapan liar.

Pihak warga pun menghubungi salah satu oknum polisi. Tak berselang lama akhirnya belasan polisi datang dan mengintrogasi mereka.

"Hari Senin (malam selasa) ada kegiatan penertiban balap liar. Kami hanya lewat sekali gitu. Kebetulan ada ramai budak-budak di tugu balapan, tapi endak di tangkap, pas kami lewat dikira kami  balapan, kami pun lari ke pantai, pas kami nyampe di sekitar menara pandang (villa) pantai tuh,  kami di cegat warga, warga itu pun nelpon polisi, " terang R dihadapan awak media, Rabu (10/7/2024).

R bersama rekannya AM sudah memberikan penjelasan kepada belasan oknum polisi tersebut, bahwa dirinya bersama rekannya tidak terlibat balapan liar.

Namun, oknum polisi berseragam tersebut tak mempercayai penjelasan mereka, dan menghukum mereka, push up, berendam dipantai, ditampar, dipukul dibagian sekitar perut, bahkan  di tendang. 

"Ada 4 orang yang dihukum (polisi). Cuma duanya saya tidak kenal. Saya dan kawan saya ditampar ke muka, ditinju ke dada, kemudian di suruh berendam, merangkak, jadi kami dikelilingi, karenakan mereka (anggota polisi) ramai, pokoknya kami ditempeleng, ditijak, bahkan katanya tutup jangan sampai ada yang liat," ujarnya.

"Ada juga yang bilang dari salah satu anggota, belum pernah merasakan tendangan Ronaldo kan, lalu kami ditendang habis itu di suruh berdiri lagi,  ditinju lagi kami bagian perut,  setelah itu susah kami bernapas, kemudian kami di suruh atur napas lagi, ditinju lagi," sambungnya.

Setelah mengalami aksi kekerasan, salah satu polisi melakukan pengancaman, agar ke 4 orang yang mendapat tindakan kekerasan tidak melaporkan peristiwa yang terjadi kepada orang tua masing - masing. 

"Bahkan kami diancam (polisi) kalau kami melaporkan ke orang tua, nanti kami dicari lagi," tuturnya.

Akibat pemukulan ini R bersama rekannya AM masih merasa sakit dibagian perut, akibat pukulan yang dilakukan oknum polisi tersebut.

Sementara itu kedua orang tua korban yang juga ikut mendampingi R dan AM mengaku terkejut dengan sikap arogansi oknum - oknum polisi tersebut. Dirinya bahkan akan mendatangi polres Kayong Utara untuk mendengar secara langsung kronologis yang terjadi. 

Bahkan diakui Yudi salah satu orang tua korban, bahwa pada hari Selasa (9/7/2024) beberapa anggota polisi sudah mendatangi rumahnya untuk menyampaikan permohonan maaf atas perbuatan anggota polisi kepada anaknya dan meminta kepada orangtua korban untuk damai.

"Memohon maaf atas perlakuan anak buahnya yang kurang pantas. Katanya siap menanggung biaya pengobatan anak saya. Hari ini saya bersama orangtua teman anak saya juga akan ke polres meminta penjelasan," ungkap Yudi.

Sampai berita ini turunkan, konfirmasi via WhastApp insidepontianak.com ke Kapolres Kayong Utara belum mendapatkan balasan. (Fauzi)

Leave a comment