Anggota DPRD Riduansyah Minta Pemda Kayong Utara Prioritaskan Pembangunan PDAM
KAYONG UTARA, insidepontianak.com - Anggota DPRD Kayong Utara Riduansyah kritikisi carut marut air bersih di Kayong Utara.
Menurut Riduansyah, proyek pemasangan pipa air bersih saat ini tak dapat dimanfaatkan dengan baik, hal tersebut terlihat dari masih banyaknya daerah yang tak teraliri air.
"Saat ini konsep yang ada terbalik. Sarana dan prasarananya kita siapkan tapi rumah besarnya tidak kita persiapkan (PDAM). Kita anggarkan selang, pipa tapi PDAM tidak kita benahi," terang Riduansyah.
Saat ini diakui Riduansyah, dari 6 Kecamatan baru Sukadana saja yang sebagian terpenuhi air bersihnya karena sumber air tidak terlalu jauh.
Namun walaupun begitu, pendistribusian air bersih tidak begitu merata. Sebagian daerah masih kesulitan air bersih. Padahal menurut dia, pemerintah harus dapat memetakan setiap daerah yang memiliki sumber air, sehingga bisa dibuatkan opsi atau konsep penyaluran air bersih.
"Kita bicara Sukadana, rasanya tidak masuk akal. Kita inikan ada skala besar, menengah, atau kecil. Kalau skala besarnya PDAM, kalau skala menengahnya kita manfaatkan sumber - sumber mata air pegunungan. Setiap desa pasti ada sumber mata air, itu dulu kita suport sampai menunggu berdirinya PDAM. Macam kami di Desa Penawai Agung itu, 1 RT 1 sumber mata air, 1 pipa kita alirkan, alhamdulillah tidak pernah kekurangan air, walaupun kemarau 3 bulan," ungkapnya.
Kedepan ia berharap Pemda dapat memilah penggunaan APBD lebih tepat, dengan memilah pembangunan berskala prioritas. Jangan sampai APBD yang sudah dikucurkan tidak memberikan dampak besar kepada masyarakat. Menurut dia, air bersih menjadi kebutuhan utama masyarakat yang seharusnya masuk dalam skala prioritas.
"Konsep bangunan kayong ini harus jelas. Misal, inikan persoalan kita air bersih, seharusnya hal - hal lain (tidak urgen) ditunda dulu, jalan ke kebun, galian ke sungai yang tidak rawan banjir ditunda dulu.
Lebih lanjut, ia menilai program pembangunan saat ini tidak memiliki konsep jelas, sehingga persoalan yang bersifat urgen tidak dapat terselesaikan dengan cepat.
Ia berharap kedepan eksekutif dan legislatif dapat memiliki pandangan yang sama dalam membut program kerjan berskala prioritas, khususnya air bersih, sehingga setiap tahun setiap Kecamatan yang ada dapat merasakan air bersih yang layak.
"Sekarang pembangunan Kayong tidak terkonsep. Tidak melihat azas manfaat, tidak memandang skala prioritas. Contoh, pembangunan dermaga Teluk Batang, habis berapa miliar, 5 tahun tidak dapat difungsikan. Memang, temuan dikembalikan tapi apakah itu barang dapat difungsikan, kan tidak," tuturnya.
"Ini berdasarkan kemauan dan komitmen. Kalau kedepan antara eksekutif dan legislatif tidak terjalin, sampai puluhan tahun pun tidak selesai masalah air bersih ini," sambungnya. (Fauzi)
Leave a comment