Krisis Air Bersih di Kayong Utara Terus Berulang Tanpa Solusi dan Buruknya Tata Kelola

2025-07-11 03:13:32
Ilustrasi krisis air bersih. (Net)

KAYONG UTARA, insidepontianak.com – Krisis air bersih kembali menghantui warga Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Sudah hampir sepekan, pipa air bersih tak kunjung mengalir ke rumah-rumah penduduk. Mampet total.

Kondisi ini memaksa warga begadang hingga dini hari, berjuang menyedot air menggunakan mesin pompa, dengan hasil yang seringkali tidak mencukupi kebutuhan.

"Sejak hari Sabtu kemarin, air sudah tidak mengalir. Saya baru bisa tidur lewat jam 2 malam karena sedot air pakai mesin. Itu pun belum tentu dapat. Padahal pagi harus bangun kerja dan antar anak sekolah," keluh Iwan, seorang warga Sukadana, kepada Insidepontianak.com pada Kamis (10/7/2025).

Persoalan distribusi air bersih ini bukan kali pertama terjadi. Masalah ini telah berlangsung bertahun-tahun tanpa penyelesaian nyata dari pemerintah daerah.

Ironisnya, Sukadana dikenal sebagai "lumbung air bersih" karena dikelilingi oleh sumber pegunungan yang melimpah, namun, setiap musim kemarau tiba, krisis air bersih selalu menjadi ancaman yang berulang.

Menurut Iwan, inti permasalahan bukanlah kekurangan sumber air, melainkan buruknya tata kelola dan belum adanya pembangunan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

"Ini bukan persoalan kekurangan air, tapi buruknya pengelolaan," tegasnya.

Tanpa PDAM, sumber air bersih yang ada tidak dapat dikelola secara maksimal untuk didistribusikan kepada masyarakat.

Hingga saat ini, sistem pengelolaan air bersih di Kayong Utara masih banyak dikelola oleh instansi teknis pemerintah, tanpa melibatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperti PDAM yang seharusnya menjadi operator utama dalam penyediaan layanan air minum.

Iwan dan warga lainnya sangat berharap agar pemimpin daerah yang baru dapat segera memberikan solusi konkret terhadap masalah air bersih. Bagi mereka, air bersih adalah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi.

"Krisis air bersih ini bukan karena musim kemarau. Tapi soal tata kelola yang amburadul," pungkas Iwan.***

Leave a comment