Bupati Sujiwo Dukung Program Perhutanan Sosial dan Karbon Delta Kapuas SAMPAN Kalimantan

2025-04-22 21:16:09
Ketua Badan Pengurus SAMPAN Kalimantan, Fajri Nailus Subchi saat berbincang bersama Bupati Kubu Raya, Sujiwo di Kantor Bupati Kubu Raya. (Istimewa).

KUBU RAYA, insidepontianak.com - Bupati Kubu Raya, Sujiwo mendukung program SAMPAN Kalimantan, tentang perhutanan sosial dan proyek karbon delta kapuas untuk pembangunan Kabupaten Kubu Raya.

Baginya, program itu sangat membantu pemerintah kabupaten terhadap penguatan kelembagaan Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) dan pelaksanaan proyek karbon.

"SAMPAN Kalimantan harus terlibat mengambil peran pembangunan di Kabupten Kubu Raya sesuai dengan bidang yang ditekuni," katanya.

Ia menegaskan, bahwa peran SAMPAN Kalimanatan dapat memberikan dampak kesejahteraan kepada masyarakat.

“Jika ada kendala birokrasi, silakan langsung laporkan ke saya. Kita ingin program ini berdampak dan berkelanjutan,” tegasnya.

Di samping itu, ia menyampaikan akan ada tindak lanjut kerjasama SAMPAN Kalimantan sebagai bentuk dukungan terhadap kelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat dan pelaksanaan proyek karbon.

"Pemkab akan membuka diri dan memberikan suport sepenuhnya untuk program Lembaga SAMPAN Kalimantan," tuturnya.

Adapun sebelumnya, SAMPAN Kalimantan menggelar audiensi dengan Bupati Kubu Raya, Sujiwo di Ruangan Bupati Kubu Raya, Kamis (17/4/2025).

Kegiatan ini bertujuan menyampaikan capaian, tantangan, dan rencana strategis pendampingan perhutanan sosial sekaligus pengembangan Proyek Delta Kapuas sebagai inisiatif mitigasi perubahan iklim berbasis masyarakat.

Ketua Badan Pengurus SAMPAN Kalimantan, Fajri Nailus Subchi, menjelaskan bahwa sejak 2011, SAMPAN telah melakukan pendampingan intensif terhadap 25 desa di Kubu Raya.

"Kini seluruhnya telah memperoleh Persetujuan Pengelolaan Hutan Desa (PPHD)," jelasnya.

Diketahui, desa-desa tersebut sudah menjadi pengelola aktif hutan seluas 124.941 hektar, yang terdiri dari ekosistem mangrove 57.149 ha, gambut 56.189 ha, dan mineral 10.973 ha.

Fajri menambahkan bahwa desa-desa ini tengah mengembangkan Proyek Delta Kapuas, sebuah model kelola kewirausahaan berbasis perhutanan sosial untuk aksi mitigasi perubahan iklim melalui perdagangan karbon, sesuai mandat Permen LHK No. 9 Tahun 2021 dan Permen LHK No. 7 Tahun 2023.

“Proyek ini tidak hanya menyelamatkan ekosistem, tetapi juga mendatangkan manfaat ekonomi. Sekitar 53.852 jiwa atau 20.170 kepala keluarga menjadi penerima manfaat langsung dari proyek ini,” ujar Fajri.

Fajri menegaskan, bahwa proyek ini telah berhasil menjalin kemitraan strategis dengan PT. Belantara Sejahtera Mandiri (Triputra Agro Group) sebagai penyedia modal awal dan offtaker karbon. 

"Hingga akhir 2024, proyek telah menyerap dana bergulir sebesar Rp 365 juta untuk mendukung 25 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dalam bidang agroforestri, silvopastura, dan silvofisheri," tegasnya.

Adapun capaian proyek ini dalam bidang konservasi, di antaranya:

Pertama, memulihkan 44.010 ha hutan terdegradasi melalui reforestasi dan agroforestri.

Kedua, melakukan patroli hutan rutin oleh 261 anggota tim dari 25 LPHD dengan dukungan teknologi Avenza Maps.

Ketiga, memasang 548 plang batas hutan desa dan mengidentifikasi temuan kejahatan kehutanan yang telah dilaporkan ke Gakkum.

Keempat, melaksanakan konservasi spesies dilindungi seperti Bruguiera hainesii dan bekantan.

Kelima, menyusun dokumen RKPS dan RKT di 20 LPHD dan membentuk koperasi primer dan sekunder untuk jasa perlindungan hutan.

Fajri menekankan, diskusi bersama Bupati Kubu Raya, Sujiwo menjadi momentum penting memperkuat kolaborasi antara masyarakat, organisasi masyarakat sipil, dan pemerintah daerah dalam pengelolaan hutan yang adil, lestari, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat

"Ini menjadi momentum penting dalam menjalin kolaborasi antar pemerintah," pungkasnya.***

Leave a comment