Dua TKW di Malaysia Ditemukan Selamat: Satu Warga Kubu Raya Sempat Dianggap Meninggal

2025-06-05 11:39:34
Kuntring alias Tutik, TKW asal Indonesia didampingi petugas BP3TKI dan Ketua DPD PDRI Kalbar saat menunggu jadwal keberangkatan ke Kampung Halamannya. (insidepontianak.com/Greg)

KUBU RAYA, insidepontianak.com - Dua orang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia yang bekerja di Kuching Sarawak, Malaysia sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) berhasil ditemukan selamat.

Kedua TKW itu adalah Isa Bella dan Kuntring alias Tutik. Mereka diketahui menghilang setelah belasan tahun tak ada kabar.

Bahkan, Isa Bella, warga Desa Punggur, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya sudah dianggap meninggal oleh keluarganya.

Sementara, Tuti warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah sampai lupa dengan alamat kampung halaman dan keluarganya.

Adapun penemuan kedua TKW itu berawal dari setelah adanya laporan ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia atau KJRI di Kuching Sarawak, Malaysia melalui DPD Perempuan Demokrat Republik Indonesia (PDRI) Kalbar.

Diketahui, Isa Bella pamit untuk berangkat ke Malaysia untuk bekerja pada tahun 2008 silam.

Namun, selama belasan tahun, tak ada kabar dari Isa Bella. Dan pihak keluarga juga telah berupaya mencari keberadaannya.

Ketua DPD PDRI Kalbar, Sri Cahyawati mengatakan, berdasarkan keterangan pihak keluarga, Isa Bella telah meninggalkan kampung halaman selama 16 tahun untuk bekerja di Malaysia. Namun, tak pernah ada kabar.

"Keluarga merasa putus asa dan menganggap dia sudah meninggal, karena 16 tahun tanpa kabar keberadaannya ada dimana," kata Cahyawati. 

Hingga pada suatu hari ada seseorang mengabarkan bahwa ia bertemu dengan Isa Bella saat berada di Kuching Sarawak, Malaysia.

"Isa Bella, kerja di suatu rumah dan tidak bisa berkomunikasi dengan orang dari luar," ungkapnya.

Mengetahui keberadaan Isa Bella, pihak keluarga kemudian melapor ke DPD PDRI Kalbar untuk meminta bantuan.

"Pada September 2024 saya melaporkan kepada pihak KJRI tentang keberadaan Isa Bella di suatu rumah. Ternyata di sana ada dua orang WNI, yakni Isa Bella dan Tuti " ungkapnya.

Cahyawati menegaskan, bahwa pihaknya telah melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib di Kuching Serawak. Diketahui bulan Oktober 2024 dua TKW ini telah berhasil dievakuasi dari rumah majikannya.

"Mereka kemudian ditampung di rumah perlindungan korban yang berada di Sabah, Malaysia, untuk menunggu proses pemulangan," tambahnya.

Sementara itu, Tutik saat ditemui insidepontianak.com menceritakan bahwa ia telah bekerja di Malaysia sejak 2005, saat itu usianya baru 15 tahun.

Ia nekad untuk bekerja di Malaysia setelah mendapatkan tawaran dari seseorang dengan iming-iming gaji besar.

"Karena kondisi rumah tangga kurang mampu jadi saya ikutlah," kata Tutik.

Tuti mengaku, bahwa dalam perjalanannya ia telah melampirkan surat-surat yang dibutuhkan untuk dapat bekerja di Malaysia.

"Ada bawa pasport, surat pekerja, KTP, bahkan surat kawin saya juga terbawa. Tetapi semuanya disita ke agent," ungkapnya.

Saat di Malaysia, Tutik bekerja di rumah seorang majikan yang berprofesi sebagai dokter. Selama bekerja menjadi ART di rumah itu, ia tak diizinkan berkomunikasi dengan pihak luar, termasuk pihak keluarga.

Bahkan, wanita 29 tahun itu, selama bekerja belasan tahun tak pernah mendapatkan gaji.

"Saya tak pernah terima gaji, alasannya sudah masuk di bank. Namun, majikan saya tak pernah melihatkan rekeningnya," ujarnya.

Di samping itu, Tutik juga kerap dipaksa oleh majikan untuk bekerja dari pagi hingga ketemu pagi.

"Itu pernah kita 3 bulan tak pernah tidur karena harus bekerja dari pagi hingga pagi," kenangnya.

Tak tahan dengan perlakuan sang majikan, tahun 2020, Tutik berniat untuk kabur dari rumah majikannya dan pulang ke Indonesia. 

Namun, usahanya gagal, sebab sang majikan selalu mengawasi aktivitasnya dengan ketat.

"Saya ada rencana ingin kabur, karena sudah tak tahan," katanya.

"Bahkan ingin sholat aja saya harus curi-curi waktu. Biasa pukul 12 malam sampai 3 pagi saya sholat. Kalau siang ada dipantau CCTV," tambahnya.

Hingga saat ini, Tutik tengah menjalani proses pemulangan ke Kampung halamannya di Jawa Tengah. Awalnya Tutik dipulangkan ke tanah air menggunakan jalur mandiri menggunakan travel dari Entikong ke Pontianak, Jumat (30/5/2025).

Ia ditampung di Rumah Ramah Pekerja Migran terlebih dahulu. Baru keesokan harinya berangkat ke Jawa Tengah dengan menggunakan sisa tabungannya. 

Sementara itu, rekannya Tutik dan Isa Bella masih menunggu jadwal pemulangan di bulan Juni ini. (Greg)

Leave a comment