Petani di Pelosok Kubu Raya Terjepit Tengkulak, DPRD Minta Pemerintah Turun Tangan

2025-11-19 15:27:57
Petani di Pelosok Kubu Raya Terjepit Tengkulak, DPRD Minta Pemerintah Turun Tangan/IST

KUBU RAYA, insidepontianak.com — Di banyak desa pelosok Kubu Raya, harga gabah hingga jahe kerap berubah tanpa pola. 

Petani bekerja dari subuh hingga matahari tenggelam. Namun, keuntungan justru lebih besar mengalir ke tangan para tengkulak (pedagang perantara).

Situasi ini perlahan memunculkan kecemburuan sosial, keresahan yang selama ini dipendam para petani.

Anggota DPRD Kubu Raya, M. Ali Mustakim menegaskan, perlunya pemerintah memberikan perhatian serius terhadap perlindungan harga komoditas pertanian.

“Ini harus kita kawal, terutama di tingkat desa,” kata Ali, Rabu (19/11/2025).

Harga yang tak stabil, menurutnya, membuka ruang permainan tengkulak yang mengambil keuntungan berlebihan. 

“Kalau dibiarkan, petani kita yang rugi. Mereka bisa kehilangan semangat," ujarnya.

Ia mengungkapkan, kestabilan harga bukan sekadar isu ekonomi, tetapi menyangkut keberlanjutan semangat petani dalam menjaga ketahanan pangan daerah. 

Pemerintah daerah diminta memastikan harga di lapangan tetap masuk akal, terutama untuk petani di wilayah pelosok yang paling rentan dieksploitasi.

“Padi, jagung, kacang, bahkan jahe semua harus dijaga," tegas Ali.

"Jangan sampai ada permainan di pedagang yang mematikan usaha petani,” tambahnya.

Di samping itu, legislator Golkar itu, mendesak pemerintah gencar melakukan edukasi dan sosialisasi terkait kegiatan pertanian. 

Baginya, petani harus dibekali pemahaman tentang mekanisme harga, rantai distribusi, hingga strategi meningkatkan nilai jual komoditas.

“Kalau harga stabil, kalau petani merasa dilindungi, tentu mereka semangat. Ini penting untuk menjaga swasembada pangan kita,” pungkasnya. (Greg)

Leave a comment