Perpres Jurnalisme Berkualitas, Google Evaluasi Keberlangsungan Berbagai Program Produk Berita di Indonesia

2024-11-22 17:59:24
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Google menyebutkan Perpres Jurnalisme Berkualitas dapat berpotensi mengancam masa depan media di Indonesia. VP Affairs and Public Policy, Google APAC, Michaela Browning, mengungkapkan, Perpres Jurnalisme Berkualitas dapat membatasi keberagaman sumber berita bagi publik karena memberikan kekuasaan kepada sebuah lembaga non pemerintah untuk menentukan konten yang boleh muncul di online dan penerbit berita mana yang boleh meraih penghasilan dari iklan. Perpres Jurnalisme Berkualitas ini juga mau tak mau memaksa Google untuk mengevaluasi keberlangsungan berbagai program yang sudah berjalan serta bagaimana mengoperasikan produk berita di Indonesia. Selain itu Google juga menilai jika Perpres Jurnalisme Berkualitas disahkan dalam versi saat ini, dapat secara langsung memengaruhi kemampuan Google untuk menyediakan sumber informasi online yang relevan, kredibel, dan beragam bagi pengguna di Indonesia. "Sama seperti banyak pemerintah di dunia, kami pun percaya akan pentingnya industri jurnalisme yang sehat dan berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung ekosistem berita yang berkelanjutan, independen, dan beragam," tulis Michaela Browning, melansir lama resmi googleblog.com, Sabtu (29/7/2023). Disebutkannya misi Google adalah membuat informasi mudah diakses dan bermanfaat bagi semua orang. Namun Perpres Jurnalisme Berkualitas justru membuat segala upaya yang telah Google lakukan untuk mendukung industri berita di Indonesia selama ini menjadi sia-sia. Dijelaskan Beowning, sejak rancangan Perpres tersebut pertama kali diusulkan pada tahun 2021, Google dan YouTube telah bekerja sama dengan pemerintah, regulator, badan industri, dan asosiasi pers untuk memberikan masukan seputar aspek teknis pemberlakuan peraturan tersebut dan untuk menyempurnakannya agar sesuai dengan kepentingan penerbit berita, platform, dan masyarakat umum. "Kami berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk berdiskusi dengan pemerintah, terutama selama proses harmonisasi. Akan tetapi, rancangan yang diajukan masih akan berdampak negatif pada ekosistem berita digital yang lebih luas," bebernya. Secara rinci Browning juga menjelaskan beberapa dampak yang disebabkan Perpres Jurnalisme Berkualitas bagi pengguna, kreator, dan penerbit berita. Pertama, Perpres Jurnalisme Berkualitas dapat membatasi berita yang tersedia di online, karena peraturan itu disebutkannya hanya menguntungkan sejumlah keci penerbit berita dan membatasi kemampuan Google untuk menampilkan beragam informasi dari ribuan penerbit berita di seluruh nusantara. "Bahkan peraturan ini juga merugikan ratusan penerbit berita kecil di bawah naungan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI)," sebutnya. Bahkan sambungnya, masyarakat Indonesia yang ingin tahu berbagai sudut pandang pun akan dirugikan karena masyarakat akan menemukan informasi yang kurang netral dan kurang relevan di internet. Kedua, Perpres Jurnalisme Berkualitas juga mengancam eksistensi media dan kreator berita. Padahal diungkapkan Browning, mereka adalah sumber informasi utama bagi masyarakat Indonesia. "Tujuan awal peraturan ini adalah membangun industri berita yang sehat, tetapi versinya yang terakhir diusulkan malah mungkin berdampak buruk bagi banyak penerbit dan kreator berita yang sedang bertransformasi dan berinovasi," tambah Browning. Diungkapkannya juga, Perpres Jurnalisme Berkualita akan memunculkan kekuasaan baru yang diberikan kepada sebuah lembaga non-pemerintah, yang dibentuk oleh dan terdiri dari perwakilan Dewan Pers. "Dan lembaga ini hanya akan menguntungkan sejumlah penerbit berita tradisional saja dengan membatasi konten yang dapat ditampilkan di platform kami," terang Browning. Browning juga menyebutkan, di YouTube, pihaknya sudah berbagi hasil dari pendapatan iklan dengan penerbit berita yang memenuhi syarat. "Mereka pun menerima bagian yang signifikan dari pendapatan yang dihasilkan oleh konten yang mereka buat dan upload. Kami bangga dapat mendukung jurnalisme berkualitas dari banyak kreator lokal yang berfokus, misalnya, untuk menyajikan sudut pandang dan berita dari daerah Indonesia yang relatif terpencil yang biasanya tidak terliput oleh media tradisional," ungkapnya. Terlepas itu, meskipun Google merasa kecewa dengan arah rancangan Perpres Jurnalisme Berkualitas yang diusulkan saat ini, pihaknya masih berharap ada solusi yang baik dan tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan terkait. "Kami ingin terus mencari pendekatan terbaik untuk membangun ekosistem berita yang seimbang di Indonesia – yaitu, yang dapat menghasilkan berita berkualitas bagi semua orang sekaligus mendukung kelangsungan hidup seluruh penerbit berita, kecil maupun besar," pungkasnya. (Adelina). ***

Leave a comment