Jokowi: Rencana Pemindahan Ibu Kota Sudah Mulai Zaman Presiden Soekarno dan Soeharto
PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Presiden RI ke-7, Joko (Jokowi) Widodo menjelaskan bahwa sebenarnya ide pemindahan Ibu Kota baru sudah terjadi di zaman lalu. Tepatnya diinginkan oleh Presiden Soekarno dan Soeharto.
Sayangnya, perpindahan Ibu Kota baru yang diidamkan oleh Presiden Soekarno dan Soeharto, menurut Jokowi, tidak pernah terjadi. Oleh sebab itu, dia menginginkan ide tersebut berjalan ketika dirinya memerintah.
Dengan salah satu cerita dari impian Presiden Soekarno dan Soeharto itulah, kemudian Jokowi memantapkan diri agar ide pemindahan Ibu Kota ke wilayah yang baru ditekadkan di bawah kepemimpinannya.
Cerita Jokowi yang menurutnya juga menjadi ide yang ingin diwujudkan oleh pemimpin terdahulunya, disampaikan langsung dihadapan publik dan awak media.
Dalam kesempatan itu, dia juga menceritakan banyak alasan yang melandasi keinginan memindahkan Ibu Kota. Namun, pertama kali yang disampaikan adalah berasal dari keinginan para pendiri bangsa.
"Sejak Presiden pertama bung Karno sudah memiliki gagasan dan rencana untuk pindah, memindahkan ibu kota," kata Jokowi sambil menceritakan seluk beluk rencana pembentukan Ibu Kota Nusantara (IKN), di acara groundbreaking Kantor Bank Indonesia, pada Kamis (2/11).
Jokowi pun melanjutkan ceritanya, keinginan tersebut tidak terwujud pada zaman Soekarno. Kemudian, Presiden RI ke-2 Soeharto juga memiliki cita-cita yang sama, meski tidak sampai dilakukan olehnya.
"Pak Harto juga sama ingin memindahkan ibu kota dari Jakarta," tambah Jokowi.
Kemudian, tepat pada masa pemerintahannya sebagai Presiden RI ke-7, dia pun sudah mulai memikirkan perencanaan memindahkan Ibu Kota.
Menurut pengakuannya, ide tersebut muncul pada 9 tahun yang lalu. Secara diam-diam, dia pun memikirkan dengan matang tentang rencana besar ini.
Dia pun langsung bergegas membentuk sebuah tim yang secara khusus mengkaji gagasan tersebut. Tim yang ditunjuk Jokowi ini baru melakukan penelitian dengan mendalam.
"Kemudian 9 tahun yang lalu, secara diam-diam, saya bentuk tim untuk melihat kembali gagasan-gagasan yang telah dilakukan oleh Presiden pertama kedua dan selanjutnya," cerita Jokowi.
Para tim yang mengkaji ini sudah melakukan penelitian selama 6 tahun lamanya. Barulah setelah itu, segala laporan diberikan ke Jokowi, dia pun dengan tekad yang sungguh-sungguh mulai memutuskan ide pemindahan Ibu Kota bisa diwujudkan.
Kawasan yang dia pilih berada di Kalimantan. Namun, setelah berhasil mempetimbangkan kecocokan tempat, Kalimantan Timur merupakan wilayah tepat untuk dijadikan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Selain cerita di atas, Jokowi juga menjelaskan beberapa faktor penting yang melatarbelakangi kemantapan hati untuk memindahkan Ibu Kota.
Pertama-tama dari masalah kepadatan penduduk. Dari total 278 juta jiwa penduduk Indonesia, 56 persen diantara lebih memadati Pulau Jawa.
Sehingga, Pulau Jawa sudah sesak dan padat akibat dihuni dari lebih setengah persen 278 juta jiwa. Selain itu perputaran ekonomi, yakni 58 persen lebih sering berada di Jawa.
Dengan begitu, perputaran ekonomi tidak tersebar secara merata di berbagai wilayah. Indonesia sendiri memiliki 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke, sayangnya kemiskinan masih menjadi hantu terbesar di Nusantara.
"PDB ekonomi, perputaran ekonomi kita 57-58% juga hanya ada di Pulau Jawa, lebih utamanya lagi Jakarta. Maka beban pulau Jawa, beban Jakarta itu sudah di luar kapasitas yang dimiliki," papar Jokowi.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Jokowi mengungkap faktor utamanya yakni dengan cara pemindahan Ibu Kota.
"Kita perlu pemerataan, pemerataan pembangunan, ekonomi, dan infrastruktur," tegasnya.
Jokowi pun berharap, dengan terwujudnya IKN Pulau Jawa tidak lagi merasa sempit. Lebih pentingnya lagi, perputaran ekonomi bisa merata di daerah lain. (Dzikrullah) ***
Leave a comment