Ceritakan Proses Evakuasi 4 WNI dari Gaza, Menlu Retno Marsudi: 'Komunikasi On and Off'
PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Setelah berhasil membawa keluar 4 Warga Negara Indonesia (WNI) dari gaza, Palestina, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menceritakan proses evakuasinya yang sulit.
Dalam pengakuannya, Menlu Retno Marsudi menyebutkan beberapa hal yang menyebabkan proses evakuasi 4 WNI sempat tidak berjalan mulus. Hal ini utamanya terjadi ketika situasi di Gaza sulit diprediksi dengan akurat.
Meski sempat mengalami kegagalan, akhir upaya kerja keras dalam proses evakuasi 4 WNI dari Gaza ini berhasil. Menlu Retno Marsudi tidak lupa mengucapkan syukur tatkala mendengar mereka selamat.
Dari total keseluruhan, Menlu tidak hanya berhasil mengevakuasi 4 WNI. Melainkan terdapat 1 orang lagi, yang juga ikut dikeluarkan dari Gaza karena berstatus sebagai istri dari salah satu WNI tersebut.
Dari sekian banyak faktor yang sempat menjadi kendala utamanya. Retno menjelaskan, bahwa alat komunikasi di Gaza tidak dapat bekerja dengan maksimal.
Upaya memonitor proses evakuasi sempat tersendat-sendat. Karena jaringan komunikasi setempat kerap mengalami hidup dan mati.
"Teman-teman, yang lebih menyulitkan dari proses evakuasi ini antara lain adalah karena komunikasi selalu on and off. Sambungan komunikasi kadang dapat dipergunakan dan kadang dalam banyak waktu tidak dapat dipergunakan," kata Retno saat berbicara di konferensi pers di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), pada Jumat (3/11).
Selain itu, situasi dan kondisi setempat juga menjadi tantangan tersendiri. Sebenarnya, proses evakuasi ini pernah dilakukan 2 kali namun tetap gagal terealisasi.
Tepatnya pada Rabu, (1/11), tim evakuasi sudah bersiap membawa 4 WNI dan 1 orang istri WNI keluar Gaza. Sayangnya, rencana ini digagalkan lantaran Israel membombardir daerah tersebut.
"Teman-teman ingat di tanggal 1 November, WNI sudah berusaha menuju Rafah, namun harus kembali karena situasi sangat tidak kondusif. Di sepanjang jalan terjadi serangan-serangan. Mengingat situasi yang sangat tidak kondusif ini, maka kami bersepakat agar WNI kembali ke rumah mereka di Gaza Utara," ujarnya.
Percobaan kedua pun juga sempat dilakukan pada keesokan harinya, Kamis (2/11) pagi. Lagi-lagi, serangan tentara Zionis tidak mereda dan membuat jalur evakuasi tidak aman.
"Pada tanggal 2 November, dari sejak pagi hari, kita coba lagi lakukan evakuasi, namun gagal lagi karena situasi tidak memungkinkan. Sekali lagi, sebagaimana pernah saya sampaikan, keselamatan para WNI adalah prioritas," tutur Retno.
Barulah kemudian, di hari yang sama pada siang hari waktu setempat. Tim evakuasi berhasil membawa rombongan 4 WNI keluar dari Gaza dengan selamat.
"Untuk ketiga kalinya, di tanggal 2 November siang hari, evakuasi dicoba kembali, dan alhamdulillah berhasil. empat WNI dan satu istri WNI sudah berhasil dievakuasi," ungkap Retno.
4 orang WNI dan 1 istri WNI diharuskan menempuh jalur darat untuk sampai ke kawasan Rafah, sebuah daerah perbatasan antara Mesir-Palestina.
Retno juga menjelaskan, mereka yang dievakuasi merupakan warga Indonesia yang menempati kawasan Gaza Utara. Untuk kemudian, setelah sampai di Rafah mereka pun menuju ke Kairo, Mesir.
"WNI yang berhasil kita keluarkan adalah di utara Gaza juga, harus melakukan perjalanan ke bawah yaitu ke Rafah, yang pada tanggal 1 November kemarin berusaha ke bawah kemudian harus naik lagi ke atas. Demikian juga pada tanggal 2 November pagi hari sudah berupaya, kemudian harus kembali lagi," papar dia.
Meski sudah sukses dalam, Retno pun mengakui perjalanan tersebut ditempuh dengan sulit. Hal itu disampaikan langsung olehnya, sebelum menceritakan proses evakuasi dengan rinci.
"Perjalanan evakuasi empat WNI dan satu istri WNI ini bukan hal yang mudah, sekali lagi bukan hal yang mudah," kata Retno. (Dzikrullah) ***
Leave a comment