Pesan Terakhir Paus Fransiskus: Hidup Sederhana tanpa Haus Kekuasaan

2025-04-23 16:56:02
Paus Fransiskus semasa hidup dikenal ramah dengan kesederhanaanya/PIXABAY

PONTIANAK, - ”Sederhana dan Kekuasaan”. Dua kata itu paling diingat saat Paus Fransiskus bertandang ke Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024 lalu.

Itu adalah kunjungan bersejarah mengingat kunjungan tersebut terjadi terakhir kali pada 3–4 Desember 1970 dengan Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II pada 8–12 Oktober 1989.

Datang dengan pesawat komersil, Paus Fransiskus digambarkan banyak media tanah air sebagi tokoh sentral toleransi yang sederhana tanpa menujukkan kekuasaannya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi Tahta Suci Vatikan di Roma.

Dalam pidato Paus Fransiskus, tergambar jelas kuatnya pesan perdamaian dan toleransi untuk rakyat Indonesia tanpa memandang suku dan agama, tanpa memandang kekuasaan.

Paus Fransiskus dikenal sebagai bapak pembawa pesan damai, meski dengan kesusahpayaan saat berkunjung ke Indonesia, senyum tulus dan hangat tak pernah lepas dari pria yang identik dengan pakaian putih dan kalung salib ini. 

Seorang Sarjana Kimia

Paus Fransiskus bernama asli Jorge Mario Bergoglio, lahir Buenos Aires, Argentina menghembuskan nafas terakhirnya Senin 21 April 2025 pukul 07.35 waktu setempat saat berusia 88 tahun.

Ia lahir pada tanggal 17 Desember 1936. Merupakan anak sulung dari lima bersaudara dalam keluarga imigran Italia dari seorang ayah akuntan perkeretaapian. Sejak muda, Bergoglio dikenal memiliki jiwa sosial tinggi dan rendah hati.

Lahir dengan kecerdasan, tak heran jika ia sangat menyukai kimia dan bahkan memiliki gelar sebagai teknisi kimia di sekolah menengah teknik milik negara bernama Escuela Nacional de Educación Técnica No. 27 pada usia 19 tahun. Baru, setelah lulus ia bekerja sebagai staff laboratorium.

Karir Keuskupan Agung Dimulai

Pada  11 Maret 1958, Jorge Mario Bergoglio baru memulai jalan imamatnya. Ia melanjutkan proses Seminari Tinggi Keuskupan Villa Devoto dan masuk novisiat Serikat Yesus pada usia 21 tahun.

Tak sampai di situ, pada 1963 Jorge Mario Bergoglio menyelesaikan studinya di bidang humaniora di Chili. Setelah lulus, ia baru kembali lagi ke Argentina untuk mengejar kelulusan gelar sarjana filsafat dari Colegio de San Jose di San Miguel.

Kembali belajar lagi teologi dari Colegio de San Jose pada tahun 1967 hingga 1970. Di masa itu, tepatnya tanggal 13 Desember 1969, Paus Fransiskus ditahbiskan sebagai imam. Dan tahun 1970 hingga 1971 ia terbang ke Spanyol untuk melanjutkan lagi di Universitas Alcala de Henares. Baru ikrar kekal pada 22 April 1973 bersama para Yesuit.

Paus Fransiskus dikenal cerdas, salah satu alasannya adalah sosoknya pantang menyerah dalam soal belajar dan menuntut ilmu. Ia melanjutkan studi filsafat dan teologi.

Akibat kegigihannya, Ia menjadi Provinsial atau dikenal sebagai Kepala Yesuit Argentina pada tahun 1973–1979, dan menjabat sebagai rektor seminari.

Karirnya cukup moncer saat ia menjadi Uskup dan Kardinal. Menjabat sebagai Uskup Auksilier Buenos Aires pada tahun 1992 dan menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada periode 1998.

Sederhana dalam Bentuk Nyata

Karir Paus Fransiskus makin cemerlang saat ia diangkap menjadi Kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2001.

Uniknya, sebagai uskup agung, ia memilih hidup sederhana, menolak tinggal di istana keuskupan dan lebih memilih apartemen kecil. Layaknya orang awam, Ia kebih suka naik akomodasi publik, seperti bus umum bahkan memasak makanannya sendiri.

Dalam banyak tulisan, Paus Fransiskus digambarkan sebagai simbol kesederhanaan dan kepemimpinan yang welas asih. Baginya, kekayaan bukanlah ukuran dari keberhasilan seseorang, melainkan apa yang bisa menjadi kontribusi untuk masyarakat luas.

Mengutip banyak situs, Paus Fransiskus bahkan menolak gaji bulanan senilai USD32.000 atau RRp357 juta. Malah, memilih untuk menyumbangkannya ke gereja, mendanai yayasan, atau memberikannya kepada keluarga dan berbagai kegiatan amal.

Paus Fransiskus adalah seorang Yesuit sejati. Pada tahun 2001, Vatikan mengonfirmasi Paus selalu setia pada prinsip-prinsip Jesuit yang menekankan kehidupan yang sederhana dan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam laporan, tercatat Paus Fransiskus memiliki kekayaan bersihnya sekitar USD16 juta atau Rp248 miliar, angka tersebut lebih mencerminkan aset Gereja Katolik ketimbang kepentingan pribadi Paus Fransiskus.

Dengan gaji yang ditawarkan, Paus Fransiskus mampu menolak dan lebih memilih hidup sederhana. Tak ayal jika Paus Fransiskus bisa menjadi contoh tak hanya bagi umatnya tapi juga seluruh dunia. Pesan kesederhanaan mampu dijabarkan dalam bentuk nyata dan perbuatan menjadi sosok nyata dalam menjadi panutan berbalut sahaja.

Konsen Nilai Kemanusiaan

Paus Fransiskus semasa hidupnya sangat focus memberikan pemaparan akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan. Nilai itu bahkan lebih kuat saat ia terpilih sebagai Paus pada 13 Maret 2013.

Sebagai Paus pertama dari Benua Amerika, dan juga paus pertama dari Ordo Yesuit, nilai kemanusiaan sangat dijunjung tinggi. Ketika ia menjabat seorang Paus, ia dikenal sebagai sosok reformis dan banyak berfokus kepada isu-isu kemanusiaan. Kerap tampil dalam menyuarakan pesan-pesan moral dan perdamaian.

Acap kali, kita dengar Paus Fransiskus menggaungkan pesan tentang kasih tanpa syarat, pengampunan, dan solidaritas lintas batas, baik dalam homili, dokumen resmi, maupun kunjungan pastoral ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke daerah konflik, kamp pengungsi, hingga ke wilayah mayoritas non-Katolik.

Begitu juga saat berkunjung ke Indonesia tahun lalu. Pesannya jelas, bagaimana hidup sederhana dengan peduli sesama dan peka akan masalah sosial.

Dari wafatnya, salah satu pemimpin dunia yang berpengaruh ini, bisa menjadi contoh bagi pemimpin dunia yang lain untuk menerapkan dalam pola kenegaraan dan kehidupan berbangsa dan bertanah air. 

Kepemimpinan Paus Fransiskus akan selalu membawa perubahan, sikap dan karakternye akan selalu tertanam di setiap umat Khatolik dunia. Tak pernah lekang dan tak pernah hilang. Selamat jalan sang pembawa perubahan dan pembawa damai, bapa Paus Fransiskus.  (*)

 

 

 

 

 

Leave a comment