Kala Politikus PDIP Bergantian Serang Jokowi: Ungkit Usulan 3 Periode hingga Sakit Hati Mendalam
PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Satu persattu para politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mulai melakukan serangan politik terhadap Jokowi dan keluarganya.
Serangan balasan dari kubu politikus PDIP terhadap Jokowi ini bukan tanpa alasan. Hal ini terjadi, lantaran putra sulung Presiden RI ke-7 ini tidak patuh dan taat dengan keputusan partai, bahkan menampakkan sikap melawan.
Oleh sebab itu, beberapa politikus PDIP mulai melakukan manuver politik terhadap Jokowi secara bergantian. Bahkan, mereka mulai memberi bocoran-bocoran masa lalu terkait sikap politik Joko Widodo.
Anggota partai yang berlambang banteng ini melapkan kekecewaan terhadap Jokowi. Hal ini semakin nyata, tatkala Gibran Rakabuming Raka melawan keputusan partai dan lebih memilih maju sebagai Cawapres Prabowo.
Lengkap sudah penderitaan di penghujung politik ini, mereka yang merasa kecewa mulai bahu-membahu memberikan serangan balik. Tidak seditikit pula mengekspresikan rasa sedih teramat mendalam.
Ungkit Usulan3 Periode.
Salah satu serangan balasan ini datang dari Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDIP, Adian Napitupulu.
Dalam kesempatannya, Adian mulai membuka kotak pandora. Dimana di dalamnya, usulan 3 periode Presiden tahun lalu ini muncul dari Jokowi sendiri.
Menurut pengakuannya, PDIP yang mendapatkan usulan tersebut tidak sampai hati untuk mengabulkan. Keselamatan bangsa yang akan dipertaruhkan, oleh sebab itu mereka menolak keras permintaan tersebut.
"Nah, ketika kemudian ada permintaan tiga periode, kita tolak. Ini masalah konstitusi, ini masalah bangsa, ini masalah rakyat, yang harus kita tidak bisa setujui,” kata Adian, pada Rabu (25/10) lalu.
Dengan kata lain, usulan mengenai 3 periode ini sangat berpotensi mencederai konstitusi yang telah dibentuk. Bisa-bisa pemerintahan akan berganti muka, menjelma dengan kekuasaan berlandaskan tangan besi (otoriter).
Mendapati usulan tersebut ditolak oleh partai, Adian menyatakan bahwa beberapa pihak mulai merasa marah. Namun, sikap PDIP harus konsisiten demi menjalankan amanah konstitusi.
“Kemudian, ada pihak yang marah ya terserah mereka. Yang jelas kita bertahan untuk menjaga konstitusi. Menjaga konstitusi adalah menjaga republik ini. Menjaga konstitusi adalah menjaga bangsa dan rakyat kita,” ujar Adian.
Pernyataan Adian ini rupanya tida mendapat satu suara di tubuh partai. Ketua DPP PDIP, Puan sempat menyanggah ucapan anggota Komisi VII DPR ini.
"Enggak. Enggak pernah setahu saya, enggak pernah beliau (Jokowi) meminta (pada Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri) untuk perpanjangan tiga periode," kata Puan di hari yang sama Rabu (25/10).
Sedih dan Sakit Hati Mendalam.
Berbeda dengan sikap Adian Napitupulu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan kekecewaan terhadap pandangan politik dari keluarga Jokowi.
Bila dulu sosok Jokowi dipuja-puja dan dianggap sebagai kader terbaik dari PDIP. Kini, dengan sikap politiknya yang bertolak belakang dari sosok Presiden RI ke-7 ini membuat simpatisan dan kader partai yang kecewa.
Menurutnya, kini didalam tubuh PDIP sedang mendapati luka cukup mendalam. Sehingga, pantas saja jikalau seluruh anggota partai merasa sedih.
“PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini,” kata Hasto, pada Minggu (29/10) kemarin.
Hasto menyatakan bahwa kesedihan ini tidak hanya dirasakan oleh kalangan elite saja. Melainkan, simpatisan dan anggota partai yang berada di akar rumput juga satu suara dengannya.
Mereka tidak habis pikir dengan perubahan sikap Jokowi akhir-akhir ini. Bahkan, Hasto menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta ini telah meninggalkan PDIP.
“Kami begitu mencintai dan memberikan privilese yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi,” imbuh dia. (Dzikrullah) ***
Leave a comment