Ganjar Temui Sri Sultan Hamengku Buwono X, TPN: Pertanda Baik untuk Pilpres

2024-11-25 13:11:42
Ilustrasi

JAKARTA, insidepontianak.com – Calon Presiden atau Capres nomur urut 3, Ganjar Pranowo temui Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Komplek Kepatihan, Jalan Malioboro, Rabu (27/12/2023).

Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional atau TPN Ganjar-Mahfud, Amarsjah Purba menilai, pertemuan Ganjar dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X membawa pertanda baik dalam konteks Pilpres 2024.

Ia meyakini, Sri Sultan Hamengku Buwono X memiliki pemikiran yang sama dengan Ganjar dalam memandang masa depan bangsa.

“Bila pertemuan ini berdampak positif dalam konteks Pilpres, itu adalah sesuai harapan,” kata Amar, Jumat (29/12/2023).

“Dalam tahun politik seperti saat ini, tidak bisa dihindari akan muncul interpretasi seperti itu,” sambungnya.

Ia melanjutkan, pertemuan Ganjar dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X di masa-masa kampanye ini, setidaknya membicarakan hal-hal yang penting untuk masa depan bangsa.

Apalagi keduanya sesama alumni Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, yang pernah memimpin Kagama. Sultan Hamengku Buwono X sendiri adalah Ketua Umum Kagama periode 2009-2014.

Setelah itu, Ganjar Pranowo menggantikannya memimpin organisasi alumni keluarga besar UGM yang berdiri pada 18 Desember 1958 itu hingga kini.

Di sisi lain, Cawapres Ganjar, Prof Mahfud juga memiliki posisi fungsional di Kepatihan Istana Sultan, sebagai Ketua Parampara Praja, yang juga alumni UGM.

“Jadi memang ada ikatan khusus,” ujar Amar.

Amar mengatakan, kepada para wartawan, Ganjar menyampaikan, pertemuannya bersama Sultan Hamengku Buwono X, memang tak lain berdiskusi membahas perkembangan bangsa dan negara.

Ganjar menganggap, Sultan Hamengku Buwono X sudah sebagai sesepuh bangsa, yang harus didengar nasihatnya.

Amar mengingatkan peristiwa seperempat abad lalu, saat gerakan reformasi tengah bergejolak. Saat itu lahir apa yang disebut Deklarasi Ciganjur.

Itulah salah satu pendorong gerakan reformasi 1998. Saat itu para tokoh bangsa berperan di dalamnya Sri Sultan bersama mendiang Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri.  

Karena itu, baginya, kunjungan Ganjar menemui Sultan Hamengku Buwono X, mengonfirmasi bahwa dia merupakan sosok yang punya karakter. Mau mendengar dan berguru kepada para pihak yang jauh lebih senior.

Konsep Wahyu

Bagi amar, pertemuan Ganjar dengan Sultan Hamengku Buwono X sangat penting. Setidaknya, untuk mendengarkan pesan-pesan dari seorang raja, khususnya dalam lingkup Kerajaan Mataram, yang meliputi wilayah Yogyakarta dan Solo sekarang.

Merujuk pada penjelasan mendiang sejarawan UGM, Prof Sartono Kartodirjo, bahwa jarak geografis menentukan efek wahyu atau cahaya kekuasaan.

Dalam hal ini semakin jauh dari pusat kekuasaan atau istana, efeknya akan semakin meredup.

Maka, tak heran bila dahulu wilayah seperti Surabaya (timur Istana Mataram), dan Cirebon di sebelah barat, disebut mancanegara. Di sana pengaruh Istana Mataram sudah sedikit berkurang. “Konsep Pak Sartono itu, bisa dihubungkan dengan kedekatan Mas Ganjar dengan Sri Sultan, baik kedekatan secara personal, maupun kelembagaan,” ujar Amar.***

Leave a comment