Heri Mustamin Ajak Masyarakat Kalbar Jadikan Peristiwa Mandor Momentum Tingkatkan Persatuan
PONTIANAK, insidepontianak.com - Ketua Komisi V DPRD Kalbar, Heri Mustamin mengajak masyarakat Kalbar menjadikan peristiwa mandor berdarah sebagai momentum meningkatkan persatuan.
Untuk diketahui, peristiwa mandor berdarah diperingati setiap tahunya pada 28 Juni. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1944 di daerah Mandor Kabupaten Landak.
Peristiwa Mandor berdarah merupakan pembantaian masyarakat Kalbar terhadap kekejaman tentara Jepang, 79 tahun silam.
Heri Mustamin mengatakan, peristiwa mandor adalah tragedi yang menyakitkan. Sebab, banyak kaum intelektual, tokoh agama dan masyarakat yang tewas dibantai Jepang.
"Satu generasi hilang. Peristiwa ini sanggat sulit untuk dilupakan," kata Heri Mustamin.
Karena itu, pengorbanan para pejuang harus dikenang. Pengorbanan para pejuang harus dijadikan energi positif untuk terus melanjutkan kontribusi melanjutkan pembangunan.
"Peristiwa hari berkabung daerah ini, harus kita refleksi dan renungkan bagaimana ke depan terus menjaga dan mengenang yang telah diusahakan para pendahulu kita," terangnya.
Menurutnya, perjuangan para pendahulu tak boleh dilupakan, karena para tokoh yang dibantai merupakan tokoh masyarakat di Kalbar. Mereka terdiri dari berbagai etnis.
Ia pun mengajak masyarakat menjadikan peristiwa mandor sebagai momentum untuk terus meningkatkan persatuan dan kesatuan masyarakat.
Sebab, para tokoh yang tewas telah membuktikan kecintaannya terhadap tanah air dan daerah. Karena itulah, perjuangan mereka kedepan harus terus dilanjutkan. Sebab, penjajahan diyakini tidak akan berhenti hanya ditahun itu saja.
"Misalnya seperti eksploitasi sumber daya alam, ilegal fishing, dan kejahatan dibidang ekonomi yang semua ini adalah bentuk penjajahan," ujarnya.
Untuk menghormati para pahlawan tersebut, semestinya juga generasi muda merealisasikan apa yang diinginkan melalui pemikiran-pemikiran mereka baik untuk Kalbar.
Banyak yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya misalnya membangun Kalbar maupun Pontianak dengan lebih maju dari sisi pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan bidang lainnya.
“Generasi muda harus menjadikan tokoh para tokoh yang meninggal sebagai suri tauladan dan menghargai perjuangan mereka," tuturnya.
Pemerintah juga diharapkan bukan hanya sekedar merenung dan mendoakan. Tapi, juga memberikan perhatian kepada anak keturunan korban mandor yang berkorban jiwa, dan keluarga agar juga mendapat kehidupan yang layak.
"Mungkin ada yang hidupnya masih keteteran diharapkan ada perhatian secara ekonomi kepada mereka," pungkasnya.***
Leave a comment