Miris! 10 Siswa SMP di Pontianak Lakukan Prilaku Menyimpang Seksual, Ini Kata Ketua KPPAD Kalbar

2025-02-22 01:08:03
Ketua KPPAD Kalbar Eka Nurhayati Ishak/ist

PONTIANAK, insidepontianak.com - KPPAD Kalimantan belum lama ini mendapat laporan sekolah dan orang tua siswa terkait adanya praktik prilaku menyimpang seksual di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Pontianak yang melibatkan 10 siswa.  

KPPAD Kalbar menyebut ada 10 siswa di salah satu SMP di Kota Pontianak yang terlibat. Bahkan mereka melakukan praktek tersebut di area sekolah. 

Pihak sekolah sendiri tak mengetahui praktek menyimpang itu hingga terungkap usai salah satu orang tua siswa melaporkan hal tersebut kepada guru di sekolah.

Dalam laporan tersebut, orang tua siswa menyebut sang anak menerima pesan online di aplikasi WA undangan praktek menyimpang sesama siswa pria. 

"Mereka baru SMP sudah melakukan praktik Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau LGBT," kata Ketua KPPAD Kalbar Eka Nurhayati Ishak, Kamis (20/2/2025).  

Tindakan 10 siswa di tersebut, kata Eka Nurhayati Ishak membuat miris dunia pendidikan, di mana praktik seperti LGBT sangat tidak pantas untuk dinormalisasikan.

Eka Nurhayati Ishak mengungkap, 10 siswa ini tercatat tergabung di dalam komunitas praktek menyimpang.

Diketahui, kelompok ini terbentuk bermula dari aplikasi online "Walla". Aplikasi ini digunakan anak untuk membangun suatu jaringan komunitas yang notabenenya LGBT.

"Dari aplikasi Walla ini, kemudian mereka berlanjut membuat group whatsapp," kata Eka.

Eka mengatakan, bahwa salah satu orang tua resah dan melaporkan kepada pihak sekolah. Sebab, menemukan pesan whatsapp anaknya dengan temannya yang mengajak bertemu dengan istilah "kopi darat" untuk melakukan hubungun intim sesama jenis.

"Kemudian pihak sekolah melaporkan kepada kami," ungkapnya.

Tentu, dengan adanya laporan ini membuat KPPAD Kalbar terkejut, karena komunitas LGBT juga terbentuk di kalangan anak-anak.

"Kami melakukan pendampingan secara psikologi secara langsung kepada anak-anak yang terlibat," tegasnya.

Sementara itu, Eka mengungkapkan bahwa kejadian ini sudah terjadi sejak tahun 2023 kemarin.

"Hingga ini kami masih melakukan pendampingan dan bekerjasama dengan guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah tersebut," tambahnya.

Dan diketahui, KPPAD Kalbar menerima hasil laporan yang menyatakan bahwa anak yang terlibat sudah kembali normal.

"Di depan orang tua dan gurunya kelihatan normal, tetapi tidak tahu kalau di luarnya seperti apa," pungkasnya.

Namun, demikian pihaknya masih terus memantau 10 siswa SMP ini dengan harapan ke depan mas adepan metreka tida tderganggyu dna tidak trauma. (Greg)

Leave a comment