Taman Nasional Bukit Atahum di Kapuas Hulu Rusak Akibat PETI, TNBKDS: Karena Manusia Serakah!

KAPUAS HULU, Insidepontianak.com - Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (TNBKDS) Kapuas Hulu, Sadtata Noor Adirahmanta menyatakan aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang terjadi di sekitar Bukit Atahum telah merusak ekosistem kawasan Taman Nasional, akibat keserakahan manusia.
Para pekerja menggunakan mesin, bahkan melubangi di sekeliling kaki Bukit Atahum yang berada di Desa Bungan Jaya, Daerah Perhuluan Sungai Kapuas, Kecamatan Putussibau Selatan, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
"Mereka sudah menggunakan mesin dengan cara membongkar tanah, ini akibat keserakahan mengambil hasil alam, sehingga harus kita hentikan," kata Sadtata Noor Adirahmanta, kepada Insidepontianak, di Putussibau Kapuas Hulu, Jum'at (25/04/2025).
Sadtata Noor mengatakan pihaknya telah menurunkan tim gabungan yang dibantu oleh petugas kepolisian termasuk tokoh adat dan tokoh masyarakat dalam upaya menghentikan aktivitas tambang emas ilegal tersebut.
Menurutnya, ada sekitar 10 hektare kawasan PETI di Bukti Atahum, namun yang betul-betul di rusak sekitar empat hektare, yang digarap oleh sekitar 1.000 pekerja di beberapa titik dengan dilubangi di kaki Bukit Atahum.
Menurut Sadtata Noor, akhir 2024 lalu, pihaknya berhasil menurunkan sekitar seribuan pekerja emas di daerah Hulu Kapuas.
Akan tetapi, para pekerja emas ilegal ini naik kembali ke lokasi PETI pascalebaran 2025.
"Yang kami lakukan saat ini mencegah logistik yang hendak dikirimkan ke lokasi PETI," kata Sadtata Noor.
Selain itu, Sadtata Noor juga menjelaskan persoalan itu sudah dilaporkan ke Kementerian Kehutanan, terutama terkait aktivitas PETI di kawasan Taman Nasional
Dia menyampaikan masyarakat harus menyadari dampak dari kerusakan ekosistem, sehingga petugas TNBKDS Kapuas Hulu terus berupaya memberikan pemahaman untuk pencegahan.
Sadtata Noor menuturkan secara turun temurun aktivitas PETI di perhuluan sungai Kapuas sudah terjadi menggunakan alat tradisional, akan tetapi saat ini para pekerja itu menggunakan mesin dengan cara membongkar tanah.
Sebetulnya, pemanfaatan sumber daya alam sudah dilakukan sejak dulu, bahkan sumber daya alam diciptakan untuk manusia, akan tetapi yang tidak boleh merusak alam.
"Sekarang itu pemanfaatan sumber daya alam cenderung merusak ekosistem, karena keserakahan manusia," ucapnya. (TIM)
Leave a comment