Harga Pertalite di Kapuas Hulu Meroket, Warga Anggap Pemda dan Aparat Lalai Mengawasi

2025-08-12 19:03:07
Kabag Ekbangsda Sekretariat Daerah Kapuas Hulu, Budi Prasetyo mengecek pendistribusian BBM di SPBU milik Pemda Kapuas Hulu, Selasa (12/08/2025). (Insidepontianak/Istimewa).

KAPUAS HULU, insidepontianak.com – Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite di kios pengecer di Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, meroket hingga mencapai Rp18 ribu per liter.

Kondisi ini memicu kekecewaan warga yang menilai pemerintah daerah dan aparat hukum lalai dalam pengawasan.

Seorang warga, Ahmad Herdian, menyampaikan keluhannya. Ia menyebut menjamurnya kios pengecer dan antrean panjang di SPBU menjadi pangkal masalah.

Menurutnya, yang membuat BBM cepat habis di SPBU bukan karena pemakaian di kalangan masyarakat umum, tetapi sekelompok pengantre yang setiap hari standby untuk dijual kembali.

“Ini yang tidak diawasi," kata Herdian, Selasa (12/8/2025).

Ia juga mempertanyakan sistem pendistribusian BBM bersubsidi. Sebab diduga ada permainan antara oknum pengelola SPBU dan sekelompok pengantre yang terorganisir.

Di sisi lain, praktik penyelewengan BBM juga dicurigai didistribusikan untuk kegiatan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI).

"Sistem pendistribusian itu yang harus diawasi. Pemda dan aparat hukum harus bertindak tegas," desaknya.

Pasokan Terlambat

Kepala Bagian Perekonomian, Administrasi Pembangunan dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kapuas Hulu, Budi Prasetyo, menjelaskan kelangkaan BBM disebabkan oleh pasokan yang terhambat akibat musim kemarau.

"Hal ini dimanfaatkan oleh penjual atau pengecer. Kalau di SPBU, harganya tetap sesuai margin dari Pertamina," jelas Budi.

Budi juga memaparkan bahwa surutnya Sungai Kapuas akibat kemarau menyebabkan tiga kapal ponton pengangkut BBM Pertamina kandas.

Kondisi ini membuat pasokan ke Putussibau terlambat dan berkurang, karena pengangkutan BBM harus dialihkan dari Jobber Sanggau, bahkan Pertamina Pontianak.

Menurut Budi, dari empat SPBU di Putussibau, hanya satu SPBU milik Pemkab yang beroperasi setiap hari.

Tiga lainnya hanya buka dua hingga tiga hari dalam seminggu, yang memperparah kelangkaan dan memicu kenaikan harga eceran.

Menanggapi permasalahan ini, Pemda Kapuas Hulu akan menggelar rapat koordinasi dengan seluruh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Pertamina, Hiswana Migas, pengusaha SPBU, dan instansi terkait pada Rabu (13/08/2025).

"Diharapkan rapat koordinasi tersebut dapat menghasilkan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan kelangkaan BBM di Kota Putussibau, terutama dalam menghadapi MTQ Kalimantan Barat," tutup Budi.***

Leave a comment