Acam Prihatin Warga Sanggau Pilih Berobat ke Malaysia
SANGGAU, insidepontianak.com – Wakil Ketua DPRD Sanggau, Acam prihatin, masih banyak masyarakat justru memilih berobat ke Malaysia ketimbang berobat ke RSUD RSUD MTh Djaman.
“Apalagi kondisi itu sudah berlangsung lama,” kata Acam, belum lama ini.
Kebanyakan, masyarakat memilih berobat ke Malaysia, lantaran di sana branding pelayanan, ketersediaan dokter hingga alat kesehatan terbilang lengkap. Berbanding terbalik dengan RSUD RSUD MTh Djaman, milik Pemkab Sanggau.
Berangkat dari permasalahan itu, DPRD Sanggau bersama Pemkab bertekad menjadikan RSUD MTh Djaman, bakal menjadi rumah sakit terbaik sekaligus kebanggaan bagi masyarakat Sanggau.
“Ini cita-cita kita bersama,” ujarnya.
“Apapun yang dilakukan Pemkab Sanggau melengkapi fasilitas yang ada tentu kami sangat mendukung,” lanjutnya.
Maka, baginya, impian menjadikan MTh Djaman sebagi rumah sakit terbaik sangat relevan. Supaya masyarakat bisa berobat dengan nayaman tanpa harus keluar daerah atau ke negara tetangga.
“Kita ini sebagai sebuah negara rasanya tidak nyaman kalau masyarakat kita lebih melilih nyeberang ke Kucing Malaysia untuk berobat dibandingkan negara kita sendiri,” ucapnya.
“Ini yang menjadi perhatian kita, kalaupun belum mampu melebihi Kucing ya paling tidak punya fasilitas yang samalah,” sambung Acam.
Acam menyadari, untuk menjadikan RSUD MTh Djaman sebagai rumah sakit rujukan dan kebanggan masyarakat Sanggau memang tidaklah mudah.
Perjuangannya sangat berat. Karena pasti butuh biaya yang tak sedikit. Namun, jika impian itu benar-benar diperjuangkan, Acam meyakini bisa dicapai.
Karena itu, ia mendorong, sinergisitas antara Pemkab Sanggau dan DPRD Sanggau ditingkatkan. Supaya bisa berkolaborasi mencari dana-dana pusat.
Sebagaimana diketahui, pada 2023, Pemkab Sanggau mengalokasikan anggaran Rp 60 miliar untuk membangun gedung rawat inap MTh Djaman.
Kapasitas gedung rawat inap itu sekitar 300 tempat tidur. Namun, mengingat kemampuan APBD Sanggau terbatas, maka pembangunan gedung rawat inap beserta fasilitasnya direncakan dilakukan penganggaran dua tahap.
Pembangunan tahap pertama mulai dilakukan di 2023 dengan kapasitas 150 tempat tidur. Dan di 2024, dianggarkan kembali untuk menyelesaikan sisanya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengakui masih banyak masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri.
Menurutnya, fakta masyarakat berobat ke luar negeri akan menjadi perbaikan untuk layanan kesehatan Indonesia.
"Memang masih ada banyak masyarakat yang senang berobat ke luar negeri. Yah salah satu penyebabnya karena fasilitas kesehatan kita kurang memadai," kata Budi Gunadi Sakidin, dikutip laman Kemenkes.
Lebih lanjut, Budi mengatakan seperti pengobatan kanker yang harus mengantri selama tiga tahun. Hal ini disebabkan kurangnya rumah sakit kanker di Indonesia.
"Padahal, pengobatan kanker harus mendapatkan penanganan yang cepat. Jadi keliatan sekali bahwa enggak ada planning-nya, kankernya begini," ucapnya.
Meski demikian, Budi menilai hal itu wajar jika masyarakat memilih pelayanan kesehatan ke tempat yang lebih memadai. Untuk menyelamatkan diri untuk mendapatkan akses yang jauh lebih cepat.
"Keluar kok marah, kalau orang kritik ada kenyataan begitu. Itu kan masyarakat memang menderita begitu, ya kita dengarin, kita perbaiki diri, enggak usah marah-marah," ujarnya.
Leave a comment