Poltekkes Pontianak Jamin Keberlanjutan Pendidikan Mahasiswi A yang Dipersulit Dosen Taufik

2024-09-30 00:37:54
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak, Dr Kelana Kusuma Dharma memastikan, telah melakukan pemanggilan terhadap mahasiswi berinisial A, yang sebelumnya dilaporkan perkuliahannya dipersulit oleh dosen bernama Taufik Hidayat.

Kelana menjamin Poltekkes Pontianak melindungi hak mahasiswi tersebut untuk melanjutkan pendidikan.

"Sudah (dipanggil, red). Tidak ada masalah dengan study mahasiswi ini," kata Kelana Kusuma kepada Insidepontianak.com, Senin (13/3/2023).

Kelana juga memastikan, lembaga Poltekkes Pontianak tidak pernah ikut mempersulit mahasiswi yang bersangkutan. Kejadian yang terjadi di luar pengetahuan lembaga.

Sebelumnya, dosen Poltekkes Pontianak bernama Taufik Hidayat yang dianiaya tujuh Mahasiswa Untan mengaku, telah mempersulit Mahasiswa berinisial A. Ini lah yang menjadi pemicu ia dibantai teman-teman mahasiswi tersebut.

Pengakuan Taufik ini muncul, setelah permasalah kasus penganiayaannya diselesaikan secara damai, oleh pihak Polresta Pontianak Kota, lewat mekanisme restoratif justice, Sabtu (12/3/2023).

Atas permasalahan ini, Kelana menegaskan, akan memproses dugaan pelanggaran etik yang dilakukan dosen tersebut. Pemanggilan segera dilakukan terhadap yang bersangkutan.

"(Penanganannya) dalam proses, ini ranah institusi," tegas Kelana.

Isu yang Beredar Sebagaimana diketahui, sebelum kasus  ini damai, beredar informasi di media sosial yang menceritakan oknum dosen itu, disebut-sebut punya hubungan asmara dengan mahasiswi berinisial A.

Namun, belakangan hubungan mereka kandas, usai A tahu sang dosen sudah punya istri. Sikap A yang menolak melanjutkan hubungan itulah diduga membuat sang dosen marah.

Lalu, dia disebut mengancam bakal menghapus data mahasiswi tersebut dari kampus. Persoalan ini diduga menjadi trigger atau pemicu A menghubungi teman lelakinya, lalu terjadilah penganiayaan yang melibatkan tujuh mahasiswa Untan tersebut.

Cerita ini bersesuaian dengan cerita sumber Insidepontianak.com yang ditemui pada Senin (6/3/2023).

Sumber yang enggan disebutkan namanya ini pun mengatakan, pasca-mahasiswi berinisial A memilih putus dengan sang dosen, aktivitas akademiknya terhambat.

Terakhir, mahasiswi bersangkutan tak bisa melakukan registrasi daftar ulang, karena namanya diblokir pihak jurusan kampus Poltekkes Pontianak.

Problem menimpa mahasiswi ini, kemudian diceritakan ke teman dekatnya. Dari situ, teman mahasiswa A sudah mencoba mendatangi kampus Poltekkes Pontianak untuk bertemu dengan dosen bersangkutan. Sayang, hasilnya nihil.

Kasus ini disebut relatif sudah lama menjadi perbincangan di internal kampus. Sampai sekarang nasib mahasiswi A tak tahu bagaimana akhirnya, hingga terjadilah insiden pengeroyokan terhadap dosen tersebut.

Taufik Membantah

Setelah kasus ini damai, Taufik Hidayat pun baru berbunyi. Ia membantah adanya isu asmara yang melatarbelakangi tujuh mahasiswa Untan membantai dirinya.

Ia mengklaim, penganiayaan yang dialaminya murni persoalan akademik, karena ada satu mahasiswi Poltekkes dipersulit olehnya.

“Tidak benar ada kisah asmara. Hanya riil mereka (tujuh mahasiswa) ingin membantu sahabatnya yang ditahan dan dipersulit perkuliahan oleh saya,” kata Taufik dengan nada bergetar, saat konferensi pers di Mapolresta Pontianak, Sabtu (11/3/2023).

Taufik mengatakan, rasa solidaritas inilah yang mendorong tujuh mahasiswa beraksi. Walau sempat lapor polisi, Ia mengaku akhirnya memahami sikap solidaritas tujuh mahasiswa tersebut.

“Kita pernah kuliah semua. Rasa care dengan kawan, kenapa sampai dipersulit sekali. Makanya saya bilang ya sudah,” ujarnya.

Namu, Taufik tak merinci hal apa yang dipersulitnya kepada mahasiswi Poltekkes berinisial A itu. Ia hanya memastikan tak ada kesepakatan atau deal apapun dalam pencabutan laporannya.

“Ya sudahlah saya memaafkan, jalan mereka masih panjang. Kalau saya lanjutkan, merusak hidup mereka,” kata katanya.***

Leave a comment