Melihat Istana Maimun, Jejak Kesultanan Deli di Medan: Lolos dari Revolusi Sosial, Jadi Ikon Wisata

2024-09-21 13:45:56
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Istana Maimun, ikon wisata Kota Medan, memiliki sejarah panjang. Bangunan itu lolos dari pembakaran ketika revolusi sosial 1946 pun sempat terbiarkan setelah Kesultanan Deli berakhir. Nyatanya kini Istana Maimun tetap berdiri megah. Keberadaannya menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia wisata, khususnya sejarah dan edukasi, di Medan. Ya, bersama Masjid Raya Al Mashun, Istana Maimun kini menjadi ikon wisata Kota Medan. Bangunan yang merupakan jejak kejayaaan Kesultan Deli yang masih tersisa. Sejarah Istana Maimun dimulai pada 1888, tepatnya setelah Sultan Makmun Al Rasyid Delia Perkasa Alamsyah menggeser pusat ekonomi dari Labuhan ke Medan. Dari situlah istana berwarna kuning ini dibangun. Mengutip ksmtour.com dan sumutprov.go.id, Jumat (26/5/2023), istana ini didesain oleh Ir Kapten Th Van Erp, seorang arsitek dari Italia dan selesai pada 1891. Arsitektur Istana Maimun dipengaruhi oleh pencampuran antara Islam, Melayu, dan Eropa. Entrance, atap, arcade, dan ornamen dari gedung bernuansa seni Islam di Timur Tengah dan India. Bentuk jendela serta pintu merupakan pengaruh dari arsitektur Belanda, sementara beberapa pintu lainnya memperlihatkan pengaruh Spanyol. Adanya lengkungan pada atap dengan tinggi sekitar 5-8 meter menunjukkan pengaruh Islam. Istana Maimun ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni bangunan induk, bangunan sayap kanan, serta bangunan sayap kiri. Terdiri dari dua lantai dengan 30 kamar. Panjang istana sekitar 75,5 meter dengan ketinggian hingga 14,14 meter. Sementara luas halaman istana mencapai empat hektare. Bangunan induk atau balairung memiliki luas 412 meter persegi. Di sinilah singgasana Kesultanan Deli berada, didominasi warna kuning. Di atas singgasana terdapat lampu kristal bergaya Eropa yang menerangi singgasana. Pengaruh gaya Eropa pada Istana Maimun terlihat pada perabotan seperti meja, kursi, dan lemari. Perabotan tua ini dibuat dengan begitu detail dan rumit. Terdapat juga hiasan pada interior istana yang penuh warna dan mendetail. Nah, dengan ditemani oleh seorang pemandu, Anda akan memperoleh pengetahuan tentang sejarah singkat Kesultanan Deli serta riwayat Istana Maimun Medan ini. Termasuk soal cerita tentang revolusi sosial. Ya, pada 1946 terjadi revolusi sosial di Sumatera Timur. Kesultanan Melayu yang berada di daerah ini seperti Kesultanan Langkat, Deli, Serdang, Asahan, Kualuh, Kotapinang, Bilah, dan Panai tidak bisa mengelak. Banyak istana dari kesultanan-kesulanan Melayu tersebut yang dibakar massa. Dan, Istana Maimun milik Kesutanan Deli adalah salah satu yang selamat. Ini tak lain karena ada penjagaan yang ketat dari tentara Inggris. Namun, Istana Maimun malah mulai diabaikan setelah masa revolusi dan Kesultanan Deli berakhir. Kemegahan dan marwah istana seperti hilang, hanya seperti bangunan besar belaka. Kini istana ini digunakan sebagai tempat tinggal oleh sebagian ahli waris. Dalam waktu tertentu, sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya pertunjukkan dihelat untuk pesta perkawinan atau kegiatan suka cita lainnya. Selain itu dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silahtuhrahmi antara keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan pun mengadakan acara rewatib adat (semacam wiridan keluarga). Yang jelas, Istana Maimun hingga saat ini masih berdiri kokoh, tertata, dan terawat secara baik. Oleh karena itu, para pengunjung diharapkan untuk berhati-hati selama di dalam istana, jangan sampai merusak properti yang ada. Bagi wisatawan, aktivitas di Istana Maimun yang tidak boleh terlewatkan adalah foto dengan menggunakan baju adat Melayu. Istana ini dibuka untuk umum setiap hari dari pukul delapan pagi hingga lima sore. Untuk biaya masuk ke istana yang berada di Jalan Brigjend Katamso, Kecamatan Medan Maimun, ini Rp10 ribu per orang, khusus anak-anak dikenai tarif setengahnya. Begitulah sedikit tentang riwayat Istana Maimun, sisa kejayaan Kesultanan Deli di Medan. Semoga bermanfaat.(Adelina). ***

Leave a comment