Awas Kudisan, Penyakit Kulit yang Menular: Jaga Kontak Fisik

2024-11-23 02:49:54
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Tubuh Anda kudisan? Sebaiknya hati-hati, pasalnya tidak hanya merusak penampilan, penyakit ini juga bisa menular ke orang lain. Ya, dalam istilah kodekteran, kudisan disebut scabies. Sebuah penyakit kulit yang menular, baik dari manusia ke manusia ataupun hewan ke manusia. Penyakit menular ini merupakan akibat infestasi dan sensitisasi oleh tungau Sarcoptes scabies varietas hominis. Itulah sebab, ketika kudisan maka akan terasa gatal dan menimbulkan ruam. Mengutip yankes.kemkes.go.id, Selasa (11/7/2023), penularan kudis pun sangat mudah terjadi, mulai dari kontak langsung dengan kulit penderita hingga penggunaan barang-barang pribadi bersamaan seperti baju, handuk, sprei, bantal, sisir dan lain-lain. Selain gampang menular, penyakit ini juga dapat menjangkiti semua orang pada semua umur, ras, maupun level sosial ekonomi. Scabies terjadi dimulai ketika tungau betina yang telah dibuahi masuk ke dalam kulit individu yang tidak terinfeksi. Gejala scabies muncul dalam waktu 4 sampai 6 minggu pasca terpapar tungau. Scabies menyebabkan ruam yang dapat menyebabkan rasa gatal yang dapat menyebabkan gangguan tidur, kesulitan konsentrasi, gejala yang muncul bisa lebih cepat antara 1 sampai 4 hari pasca terpapar. Nah, penderita kudisan umumnya merasakan gejala seperti gatal yang cukup intens pada kulit dan semakin parah ketika malam hari. Lalu muncul ruam kulit yang disertai benjolan keras berbentuk benjolan keras berbentuk seperti terowongan. Selain itu, terdapat juga luka akibat garukan pada kulit yang telah berkerak tebal. Hal inilah yang kemudian bisa menjadi masalah soal penampilan, tentu selain masalah kesehatan. Yang jelas, kudisan yang terjadi pada manusia disebabkan oleh paparan tungau betina yang dikenal dengan nama Sarcoptes scabies dengan ukuran yang sangat kecil sehingga sulit untuk dilihat secara kasat mata. Tungau menginfeksi kulit dengan menggali bagian bawahnya dan menciptakan saluran sebagai tempat bertelur dan menetas dan muncul larva tungau yang bergerak menuju permukaan kulit agar bisa tumbuh. Faktor risiko penyakit scabies atau kudis umumnya dirasakan oleh anak-anak dan orang dewasa yang memiliki kehidupan seksual yang aktif. Bisa juga menyerang penghuni panti jompo, asrama, penjara maupun tempat publik lainnya (komunitas). Selain itu, pasien yang menjalani rawat inap serta orang dengan sistem imun tubuh lemah, karena sistem imun tubuh yang lemah, juga bisa membuat tungau jadi lebih mudah untuk berkembang biak. Berikut hal yang penting diperhatikan dalam pencegahan penyebaran penyakit kudisan yang bisa dilakukan: 1. Menghindari kontak fisik dengan penderita atau menyentuh benda yang sekiranya telah terpapar tungau, melalui sentuhan kulit kudisan/scabies mudah menular. 2. Usahakan untuk mencuci pakain, handuk, maupun seprai bekas pakai penderita kudisan/scabies menggunakan detergen dan air panas dan dijemur di bawah matahari atau dry cleaned untuk membunuh tungau yang menempel. 3. Usahakan untuk rutin membersihkan rumah karena kondisi lingkungan yang kotor bisa menjadi pemicu penyakit akibat tungau ini. Seperti hal rutin memvakum lantai, permukaan kursi, seprai, dan sebagainya hingga bersih agar tungau yang mungkin tertinggal bisa ditumpas. Demikian informasi soal kudisan yang disebabkan oleh tungau. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment