Pasar Kapuas Indah Kian Meredup, Pedagang Merana Dikepung Toko Online
PONTIANAK, insidepontianak.com – Lorong-lorong Pasar Kapuas Indah, Kota Pontianak, kini semakin sepi dan sunyi. Dulu, suara tawar-menawar menggema. Sekarang, hanya langkah kaki yang terdengar.
Banyak kios tutup. Sebagian bahkan kosong tanpa penghuni. Hanya segelintir pedagang yang masih bertahan dengan harapan kecil: ada satu dua pembeli yang mampir.
Pasar tua itu perlahan sekarat dikepung toko daring. Ditinggal pelanggan. Sebab orang-orang kini beralih belanja online. Di tengah lesu dagangan, petugas justru datang menagih retribusi, Rabu (29/10/2025) pagi.
Ada sepuluh kios menunggak. Satu per satu didatangi. Beberapa pedagang hanya bisa menatap pasrah. Rizal (50) salah satunya. Sudah dua puluh tahun ia berjualan aksesori di kios empat pintu.
Kini, omzetnya jatuh bebas. Dua kios terpaksa disegel karena tunggakan. Saat petugas menempel segel di pintu, Rizal hanya berdiri diam. Mengelus dada. Menyabarkan jiwa. Matanya berkaca.
“Mau gimana lagi? Cari uang parkir saja susah, Pak,” ucapnya lirih.
Ia bukan tak mau bayar retribusi. Sejak pandemi, dagangan makin seret. Lalu datang gelombang toko daring dan marketplace. Pengunjung hilang. Pasar yang dulu hidup, kini bagai kota mati.
“Kadang seharian cuma laku satu-dua barang. Orang lebih pilih belanja online,” katanya. “Untuk bayar parkir pun susah.”
Rizal menunggak retribusi tahunan sekitar Rp3,5 juta hingga Rp4 juta. Ia pernah meminta penundaan. Juga sempat memohon agar bisa dicicil. Tapi tak ada keringanan.
“Saya sudah datang ke dinas, tapi tetap disuruh lunas. Mau cari dari mana duitnya?” keluhnya.
Pasar Kapuas Indah terus meredup. Di antara kios kosong, hanya tersisa bayang-bayang masa lalu: saat pasar ini pernah hidup, ramai, dan jadi jantung ekonomi kota.***

Leave a comment