Viral Pemerkosaan Anak oleh Bapak Kos di Medan Diduga Tidak Ditanggapi Petugas, Komisi III DPR Ikut Bersuara
PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Sebuah laporan tentang pemerkosaan anak bawah umur di Medan diduga dicuekin petugas viral di media sosial.
Kasus pemerkosaan yang menimpa anak di bawah umur berinisial KAZ (4 tahun) di Medan ini diduga dilakukan oleh bapak kos. Namun, tatkala ibu korban hendak melapor, petugas dinarasikan bersikap cuek.
Dugaan sikap cuek petugas terhadap penanganan laporan pemerkosaan anak di bawah umur di Medan tersebut, memantik amarah publik di media sosial.
Dari video yang beredar, Desy Natalia hendak melaporkan terkait kasus pencabulan yang dilakukan oleh bapak kos tempat dia tinggal terhadap anak gadisnya yang masih berusia empat tahun.
Namun tatkala hendak membuat laporan ke Polrestabes Medan, diduga petugas tidak menanggapi keluhannya. Mereka mengacuhkan Natalia sambil memohon-mohon.
"Bagaimana dengan anak saya bu? Umur 4 tahun bu, dilecehkan bu, tolonglah kami bu, saya minta visum bu," ucap Natalia sambil merekam kedua petugas wanita yang tidak menghiraukannya.
Postingan mengenai Natalia yang tengah memohon agar diberikan surat visum, namun tidak diindahkan, dipostingnya melalui akun Instagram @nayya_annesa, pada Senin (23/7).
Menurut pengakuannya, KAZ dicabuli oleh pria berinisial A bersama temannya yang terjadi pada November 2021 silam. Peristiwa keji tersebut terjadi di Jl. Karya Wisata, Medan Johor, Kota Medan.
Mengetahui hal itu, ibu korban langsung menuju ke kantor polisi dan ingin membuat laporan. Namun, dia pun tidak pernah diindahkan oleh petugas.
"Saya mohon kepada polisi di Polrestabes Medan pada akhir November 2021 Unit PPA tentang laporan kasus pelecehan seksual yang dilakukan bapak kos dan temannya kepada anak saya. Tapi polisi yang bertugas saat itu masa bodoh saja dan tetap tak menganggap saya ada di depannya," ujarnya.
Lantaran mencuat di jejaring media sosial, Polda Sumatera Utara lantas memberikan klarifikasi di akun Instagram @poldasumaterautara. Mereka berpendapat, bahwa dugaan tersebut tidak benar.
Pihaknya mencoba meminta ibu korban agar segera dilakukan visum terhadap KAZ. Akan tetapi, Natalia tidak berkenan bila anaknya divisum.
"Namun pelapor menyampaikan tidak mau anaknya divisum. Karena sudah dibawa ke bidan," tulis akun Humas Polda Sumatera Utara, pada Rabu (26/7).
Kontradiksi dari keterangan dua belah pihak ini memantik netizen geram. Mereka bersimpati terhadap keluarga Natalia, terlebih lagi setelah melihat video rekaman dirinya memelas kepada kedua petugas wanita agar anaknya divisum.
"Loh bukannya begitu kan kerjanya? Kl yg dtg ga keliatan berduit cuma minta tolong ngapain dilayanin dengan ramah, yg dtg mukanya panik, yg ngelayanin mukanya kek org gak suka diganggu ðŸ¤," tulisakun @Vix__on dengan sindiran.
"Emosi banget liat petugasnya anjirr, padahal sesama wanita loh, kok gak ada empatinya sama sekali ke anak kecil 😫😫😫😫," timpal akun @nanapeachyy.
Kasus dugaan kedua petugas tidak menanggapi Natalia ini rupanya tidak hanya menyita perhatian netizen. Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni rupanya juga ikut berbicara.
Sahroni mengkritisi terhadap sikap kepolisian yang tidak responsif menangani laporan masyarakat. Dia pun meminta, bawah Polda Sumut agar segera menangani aduan dari Natalia.
"Lagi-lagi, kita mendengar kasus viral soal tindakan kriminal terhadap perempuan. Khusus kasus ini, saya meminta Pak Kapolda Sumut agar segera memerintahkan jajarannya mengusut kasus ini hingga tuntas," ucap Sahroni dalam keterangannya, Rabu (26/7) malam.
Dia juga tidak lupa mengingatkan, agar pihak kepolisian segera bergerak dan tidak menunggu vira terlebih dahulu baru ditindaklanjuti.
"Kita sudah sangat bosan mendengar kejadian baru ditindak polisi setelah kasusnya viral," tambahnya.
Hingga kini, video tentang dugaan petugas polisi cuek terhadap laporan pemerkosaan anak bawah umur di Medan, terus menarik perhatian publik di dunia maya. (Dzikrullah) ***
Leave a comment