Awas Penyakit Kawasaki Sasar Balita, Punya Tiga Tahap Gejala: Bisa Timbulkan Kerusakan Jantung Permanen
MEDAN, insidepontianak.com - Pernah dengar penyakit Kawasaki? Penyakit ini berbahaya karena bisa menimbulkan kerusakan jantung secara permanen dan biasanya menyasar anak usia di bawah 5 tahun (balita).
Penyakit Kawasaki ini awalnya menyerang mulut, kulit, dan kelenjar getah bening pada balita. Jika tidak ditangani dengar benar, maka kerusakan jantung adalah ujungnya.
Artinya, ketika balita mengalami gejala seperti demam dan ruam, maka wajib waspada. Bisa saja penyakit kawasaki hadir dan mengincar jantung anak Anda.
Melansir alodokter.com, Jumat (8/9/2023), penyakit Kawasaki adalah penyakit peradangan pada pembuluh darah yang dapat berkembang menjadi penyakit jantung. Dan sampai saat ini, penyebab penyakit Kawasaki belum diketahui secara pasti.
Penyakit Kawasaki bukan penyakit infeksi dan tidak menular. Kondisinya termasuk ke dalam jenis vaskulitis. Penyakit Kawasaki menimbulkan gejala berupa demam dan ruam kulit kemerahan yang muncul hampir di seluruh bagian tubuh.
Penyakit Kawasaki diduga terkait dengan kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua. Berdasarkan penelitian, penyakit ini lebih berisiko dialami anak usia balita, terutama yang berjenis kelamin laki-laki.
Karena penyebab pasti penyakit Kawasaki belum diketahui hingga saat ini, maka tidak ada cara untuk mencegah penyakit tersebut. Namun, pemeriksaan rutin pada penderita penyakit Kawasaki penting dilakukan untuk mencegah komplikasi yang dapat timbul.
Pemeriksaan rutin dilakukan hingga 6-8 minggu setelah timbulnya gejala pada balita yang menderita penyakit Kawasaki. Selanjutnya, disarankan untuk kembali menjalani pemeriksaan 6 bulan setelah kontrol terakhir.
Untuk mencegah peradangan pada dinding pembuluh darah jantung, penyakit Kawasaki perlu segera ditangani begitu gejalanya muncul. Jika mendapat penanganan dini, anak yang menderita penyakit Kawasaki dapat sembuh total dalam 6–8 minggu.
Yang jelas, gejala penyakit Kawasaki muncul dalam tiga tahap dan berlangsung selama kurang lebih 1,5 bulan. Berikut penjelasannya:
- Tahap pertama
Tahap pertama terjadi pada minggu ke-1 sampai minggu ke-2. Pada tahap ini, gejala yang muncul adalah:
- Demam yang berlangsung selama lebih dari 3 hari
- Bibir dan lidah kering, kemerahan, serta pecah-pecah
- Ruam kemerahan muncul di hampir seluruh bagian tubuh
- Telapak tangan dan kaki membengkak, serta memerah
- Mata memerah, tanpa disertai keluarnya cairan
- Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
- Tahap kedua
Gejala pada tahap kedua muncul pada minggu ke-2 sampai minggu ke-4. Gejala pada tahap kedua yaitu:
- Diare
- Muntah
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Tubuh terasa lelah
- Nyeri dan pembengkakan pada sendi
- Kulit di jari tangan dan kaki terkelupas
- Kulit dan bagian putih mata tampak menguning
- Terdapat nanah dalam urine
- Tahap ketiga
Tahap ketiga terjadi pada minggu ke-4 sampai minggu ke-6, ditandai dengan mulai meredanya gejala. Meskipun demikian, kondisi anak masih lemas dan mudah lelah. Butuh waktu setidaknya 8 minggu sampai kondisi anak kembali normal.
Sebagai informasi, penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang dapat menimbulkan kerusakan jantung permanen. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter bila anak mengalami demam lebih dari 5 hari.
Terutama jika sang balita memiliki gejala seperti kedua mata kemerahan, lidah membengkak dan memerah, serta telapak tangan dan kaki kemerahan.
Lihat juga apakah ada benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening. Pun ruam di kulit dan kulit yang mengelupas.
Begitupun tidak ada pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis penyakit Kawasaki. Dokter akan menanyakan gejala dan melakukan pemeriksaan fisik pada anak, kemudian melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi penyakit lain yang gejalanya sama dengan penyakit Kawasaki, serta untuk melihat apakah penyakit Kawasaki sudah menimbulkan komplikasi pada jantung.
Demikian soal penyakit Kawasaki, penyakit yang sering dialami balita. Semoga bermanfaat.(Adelina). ***
Leave a comment