Fakta Baru Kasus Manipulasi Nilai SIAKAD, Dekan Fisip Untan Tercatat Beri Absensi Penuh untuk YL, Ini Klarifikasi Dr Herlan

2024-11-23 15:23:00
Kampus Magister Fisip Untan. (Istimewa)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Kasus dugaan manipulasi nilai SIAKAD di Magister Fisip Untan diduga menyeret banyak pihak, berdasarkan fakta-fakta baru yang menguak.

Semula, kasus ini menyeret oknum dosen berinisial EL, diduga menjadi joki nilai untuk mahasiswa Prodi Ilmu Politik berinisial YL.

YL belakangan diketahui ketua partai politik tingkat Provinsi Kalbar, dan berhasil lolos Parlemen Senayan, hasil Pileg pada 14 Februari 2024.

Kasus ini pun terus bergulir sampai sekarang. Terbaru, nama Dekan Fisip Untan, Dr Herlan juga kena imbasnya.

Sebab, berdasarkan report hasil presensi online yang Insidepontianak.com dapatkan, di tahun 2022, Herlan tercatat mengajar di kelas YL, yang berjumlah tujuh mahasiswa.

Herlan mengajar mata kuliah Perubahan Sosial dan Dinamika Pemerintahan. Di dokumen report hasil presensi online itu, Herlan tercatat memberikan abesensi penuh untuk mahasiswa YL, sebanyak delapan kali pertemuan.

Berbeda dengan dosen Dr Nurfitri Nugrahaningsih, yang juga mengajar YL, dan memberi tanda silang pada abesensi YL, di enam kali pertemuan.

Ini sekaligus mengonfirmasi, YL memang tak pernah mengikuti proses perkuliahan, sementara nilainya di sistem SIAKAD sudah full. Dari sinilah, kasus dugan manipulasi ini terbongkar.

Lalu, bagaimana tanggapan Herlan? Ia memastikan, tak pernah memberi absensi penuh, apalagi memberi nilai kepada YL.

"Saya mengajar mata kuliah itu, tapi tidak memberikan absensi penuh dan tidak memberikan nilai," tegas Herlan kepada Insidepontianak.com, Minggu (28/4/2024).

Karena itu Herlan yakin, ada yang memalsukan nilai maupun absensinya untuk mahasiswa YL. Ia berharap, tim investigasi mengungkap para pemain ini.

"Itu yang mau dicek dan ricek untuk diinvestigasi, siapa yang melakukan tindakan itu. Biar tim investigasi yang menelusurinya," pungkasnya.

Kronologi Kasus

Kasus dugaan memanipulasi nilai ini terbongkar, sekitar awal April 2024. Bermula dari seorang oknum dosen minta Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik, Dr Nurfitri Nugrahaningsih, agar mahasiswa berinisial YL diloloskan mata kuliah seminar proposal tesisnya di sistem SIAKAD.

Sementara, mahasiswa ini diketahui tak pernah mengikuti proses perkuliahan. Informasi ini pun sudah dicek ke seluruh teman seangkatannya. Dan setelah dicek di SIAKAD, nilai mata kuliah YL ternyata sudah full.

Dari sinilah dilakukan pemeriksaan. Hingga akhirnya ada lima dosen yang mengadu karena nilainya turut dimanipulasi oleh YL.

Manipulasi nilai mata kuliah ini dilakukan lewat kerja sama oknum dosen, mahasiswa YL, dan seorang petugas operator yang menginput data di akademik.

Hasil penelusuran Insidepontianak.com, oknum dosen diduga memanipulasi nilai untuk mahasiswa berinisial YL, mengarah kepada dosen bergelar Doktor berinisial EL. Dr El diketahui pejabat teras di kampus Fisip.

Informasi ini terkonfirmasi dari seorang narasumber, yang enggan disebutkan namanya. Sumber ini memastikan informasinya tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Semua dosen itu (EL) yang perintah,” ujar sumber ini, dengan menghela nafas panjang, saat ditemui pada Rabu (18/4/2024).

Sayangnya, sumber ini tak merinci, bagaimana praktik transaksional manipulasi nilai itu dilakukan.

Yang jelas, katanya, operator yang menginput data, hanya diberi daftar nilai oleh Dr EL untuk mahasiswa YL, dan selanjutnya operator mengunggah nilai itu di SIAKAD.

“Selebihnya, saya tidak bisa komentar lagi, maaf ya,” ucap sumber itu, dengan tatapan mata yang kosong sekaligus izin pamit.

Sampai saat ini, Dr EL tak pernah memberikan klarifikasi atas kasus dugaan perjokian manipulasi nilai yang menyeret namanya.

Jurnalis Insidepontianak.com, sudah mengonfirmasinya lewat pesan WhatsApp, dengan mengirimkan sejumlah pertanyaan.

Upaya konfirmasi juga dilakukan lewat upaya menemuinya secara langsung dengan datang ke Kampus Fisip pada, Senin (22/4/2024).

Namun, upaya konfirmasi itu tak membuahkan hasil. Dr EL tak dapat ditemui. Sementara, sejumlah pertanyaan yang dikirim lewat pesan WhatsApp pribadinya juga tak direspons.

Begitupun YL, juga tak memberikan klarifikasi atas kasus dugaan kejahatan akademik yang menyeret namanya.

Upaya konfirmasi jurnalis Insidepontianak.com, lewat sambungan telepon dan pesan WhatsApp juga hanya dibaca. Dihubungi terakhir, pada Minggu (21/4/2024) malam, ia mengaku sedang di luar kota. (Andi)***

Leave a comment