Tim Investigasi Kasus Manipulasi Nilai SIAKAD Untan Bakal Sampaikan Laporan Hari Ini, Rektor Pastikan Pelajari Secara Cermat
PONTIANAK, insidepontianak.com - Tim investigasi yang menanganai kasus dugaan manipulasi nilai SIAKAD di Magister Fisip Untan, akan menyerahkan laporan kesimpulan hari Ini, Kamis (2/5/2024).
"Sesuai rencana, hari ini kita akan menerima laoporan tim investigasi. Mungkin siang nanti," kata Rektor Untan, Profesor Garuda Wiko ditemui usai memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional dan Dies Natalis di halaman Rektorat Untan, Kamis (2/5/2024).
Ia memastikan, laporan dari tim investigasi yang beranggotakan lima orang dosen tersebut, akan dibaca dan dipelajarinya dengan cermat.
"Kita punya catatan tertentu untuk menjawab dugaan kasus ini, semua informasi ditambah informasi tim investigasi, maka kita akan meneliti, dan menelaah fakta-fakta yang sebenarnya dari peristiwa ini," ucapnya.
Menurut Garuda Wijo, jika kesimpulan dan rekomendasi ditemukan adanya berbagai pihak yang belum dimintai keterangan, maka tim investigasi akan diminta menambah keterangan saksi.
"Kalau ditemukan pelanggaran, kita akan proses sesuai ketentuan yang berlaku," tegasnya.
Garuda Wiko menjamin, akan melihat substansi laporan hasil kerja dari tim investigasi. Sebagai wujud keterbukaan publik, ia pun berjanji akan memberikan informasi secara profesional terkait hasil penanganan kasus ini.
Kronologi Kasus
Sebagaimana diketahui, kasus dugaan memanipulasi nilai ini terbongkar, sekitar awal April 2024.
Bermula dari seorang oknum dosen minta Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik, Dr Nurfitri Nugrahaningsih, agar mahasiswa berinisial YL diloloskan mata kuliah seminar proposal tesisnya di sistem SIAKAD.
YL belakangan diketahui ketua partai politik tingkat Provinsi Kalbar. Dia tak pernah mengikuti proses perkuliahan.
Informasi ini pun sudah dicek ke seluruh teman seangkatannya. Dan setelah dicek di SIAKAD, nilai mata kuliahnya sudah full.
Dari sinilah dilakukan pemeriksaan. Hingga akhirnya ada lima dosen yang mengadu karena nilainya dimanipulasi oleh YL.
Manipulasi nilai mata kuliah ini dilakukan lewat kerja sama oknum dosen, mahasiswa YL, dan seorang petugas operator yang menginput data di akademik.
Hasil penelusuran Insidepontianak.com, oknum dosen diduga memanipulasi nilai untuk mahasiswa berinisial YL, mengarah kepada dosen bergelar Doktor berinisial EL. Dr El diketahui pejabat teras di kampus Fisip.
Informasi ini terkonfirmasi dari seorang narasumber, yang enggan disebutkan namanya. Sumber ini memastikan informasinya tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Semua dosen itu (EL) yang perintah,” ujar sumber ini, dengan menghela nafas panjang, saat ditemui pada Rabu (18/4/2024).
YL pun sudah dua kali mangkir dari dipanggil tim investigasi untuk dimintai keterangan. Ia juga tak pernah memberikan klarifikasi atas kasus dugaan kejahatan akademik yang menyeret namanya. Begitu juga Dr EL. Keduanya kompak bungkam.
Jurnalis Insidepontianak.com, telah berupaya mengonfirmasi YL dan EL, dengan mencoba menemui secara langsung serta menghubungi lewat sambungan telepon, hingga mengirim pesan WhatsApp dengan meninggalkan sejumlah pertanyaan. Namun, sampai sekarang, keduanya tak merespons.
Dekan Fisip Bantah Beri Nilai
Belakangan, kasus ini diduga menyeret banyak pihak. Dekan Fisip Untan, Dr Herman juga kena imbasnya.
Berdasarkan data presensi online yang didapat Insidepontianak.com, Herlan mengajar mata kuliah Perubahan Sosial dan Dinamika Pemerintahan di kelas YL, yang berjumlah 7 mahasiswa.
Data itu memperlihatkan, Herlan mengajar dengan delapan kali pertemuan. Absensi mahasiswa YL terisi penuh, disertai dengan nilai A untuk YL.
Herlan pun membantah disebut memberi absensi berikuti nilai untuk YL. Belakangan ia baru mengklaim, turut jadi korban manipulasi nilai, setelah kasus ini jadi sorotan publik.
"Saya mengajar mata kuliah itu, tapi tidak memberikan absensi penuh dan tidak memberikan nilai," tegas Herlan, mengklarifikasi data tersebut kepada Insidepontianak.com, Minggu (28/4/2024). (Andi)***
Leave a comment