Stunting di Landak 14,3 Persen: 5 Puskesmas Masuk Zona Merah
LANDAK, Insidepontianak.com - Kepala Bappeda, Kabupaten Landak, Yulianus Edo Natalaga menyoroti ketimpangan performa antarwilayah dalam upaya penurunan angka prevalensi stunting.
Ego Memaparkan, berdasarkan data Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat per Agustus 2025, terlihat kontras yang tajam antara puskesmas yang berhasil melampaui target dengan wilayah yang justru mencatatkan tren kenaikan kasus secara signifikan.
Dari 16 Puskesmas hanya 5 yang tercatat telah melampaui atau mencapai target pengurangan stunting, dan 5 Puskesmas malah mencatatkan angka stunting yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Kelima Puskesmas dengan bunyi alarm merah kenaikan angka stunting tersebut, adalah Puskesmas Mandor, Kuala Behe, Jelimpo, Karangan, dan Ngabang.
Puskesmas Karangan, mengalami lonjakan prevalensi menjadi 19,5 persen dari posisi 15,6 persen pada tahun 2024. Bahkan Ngabang mencatatkan kenaikan lebih dari dua kali lipat, dari 5,2 persen di tahun lalu menjadi 12,2 persen pada Agustus 2025.
Sedangakan 6 Puskesmas lain, yakni Simpang Tiga, Meranti, Serimbu, Sompak, Menjalin, dan Sebangki berada di zona kuning.
Meskipun menunjukkan adanya kemajuan dalam proses penurunan, angka capaian mereka masih tertahan di atas target yang telah ditentukan.
"Wilayah-wilayah ini memerlukan dorongan lebih kuat untuk memastikan tren penurunan tetap berlanjut hingga akhir tahun," Tutur Edo, Kamis (18/12/2025).
Sedangkan 5 Puskesmas sisanya, seperti Senakin, Pahauman, Sidas, Darit, dan Semata tercatat konsisten berada di jalur hijau dengan capaian yang melampaui ekspektasi.
"Ini lulus, istilahnya melampaui target," tambahnya.
Pahauman menjadi wilayah dengan performa paling impresif, di mana angka stunting berhasil ditekan hingga menyentuh 8,0 persen, jauh di bawah target yang dibebankan sebesar 12,50 persen.
Namun Ego menegaskan, data yang telah dipaparkan, bukanlah data final angka stunting di Kabupaten Landak untuk 2025, melainkan berdasarkan data input per Agustus 2025.
"Ini hasil Agustus, ya. Inputan data Agustus. Semoga Inputan Desember, angkanya lebih bagus," tegas Edo.
Ego juga menjelaskan, Secara akumulatif, prevalensi stunting di Kabupaten Landak saat ini berada di angka 14,3 persen, belum mampu mencapai target kabupaten sebesar 13,2 persen.
Dari total 37.961 balita yang menjadi sasaran, baru 23.308 balita yang berhasil diukur, dengan total 3.334 kasus stunting yang teridentifikasi.
Menurutnya, kegagalan sejumlah puskesmas dalam mencapai target bukan semata tanggung jawab tenaga kesehatan, melainkan masalah koordinasi lintas sektoral.
"Ini tidak hanya Puskesmas, tapi juga butuh dukungan dari pihak Desa dan Camat," sebutnya.
Seluruh pemangku kepentingan didesak untuk memperkuat sinergi agar target kesehatan anak di Kabupaten Landak tidak sekadar menjadi angka di atas kertas. (*)
Tags :

Leave a comment