Ancaman Tuberkulosis di Sanggau Tinggi, Balita Paling Beresiko Tertular
SANGGAU, insdepontianak.com - Ancaman penyakit menular tuberkulosis (Tbc) masih menghantui masyarakat Kabupaten Sanggau. Terlebih resiko penularan terhadap anak sangat tinggi.
Staff Program, Monitoring, Evaluation and Learning (PMEL) SSR Yayasan Bina Asri Sanggau, Romy Sahman menyampaikan resiko tinggi penularan Tbc bisa terjadi pada anak yang usianya di bawah 5 tahun (Balita).
Hal itu kata dia karena pembentukan imun tubuh anak yang belum sempurna, apalagi jika tinggal satu rumah dengan penderita.
"Di Indonesia telah ada program Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Meski demikian, capaian TPT masih sangat rendah. Berdasarkan data, per 25 mei 2024 baru 45 kontak saja yang diberikan TPT," ucapnya.
Romy melanjutkan, untuk Kabupaten Sanggau data kasus tuberkulosis di berjumlah 366 kasus. Dengan anggapan, kontak yang tinggal serumah dengan penderita 2 orang. Sehingga 732 menjadi target penerima TPT.
Karenanya dia menekankan, sebagai langkah pencegahan kontak serumah dengan terkonfirmasi Tbc, TPT sangat penting dilakukan. Karenanya, semua pihak mesti mendukung untuk menuju eliminasi Tbc.
"Khusus anak, perkiraan jumlah kasus di Sanggau 129 orang. Untuk jumlah kasus anak (yang sudah terjadi) ada 23 anak. Kemudian untuk cakupan temuan Tbc anak sebanyak 18 persen," ujarnya. (ans)
Leave a comment