Tronton Kembali Rengut Nyawa, Dewan Zulfydar: Pelindo Tak Boleh Lepas Tangan!
PONTIANAK, insidepontianak.com – Kecelakaan maut kembali terjadi di Kota Pontianak. Seorang pria lanjut usia tewas setelah sepeda motor yang dikendarainya tertabrak tronton di Simpang Jalan Tanjungpura – Jalan Diponegoro, Rabu siang (12/11/2025).
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong akibat luka parah di bagian kaki. Insiden tragis ini menambah panjang daftar kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar di Pontianak.
Sebelum ini, kejadian seorang pelajar SMK Negeri 3 Pontianak yang tertabrak truk tronton beberapa waktu lalu. Kejadian ini bukan ini saja.
Berdasarkan informasi sudah tujuh kecelakaan di Pontianak yang melibatkan kendaraan besar, dengan empat korban meninggal dunia.
Namun demikian, kepolisian Polresta Pontianak Kota belum memberikan data resmi. Ketua Fraksi PAN DPRD Kalbar, Zulfydar Zaidar Mochtar, pun angkat bicara dengan nada tegas. Ia menuntut Pelindo dan pihak-pihak terkait bertanggung jawab atas serangkaian kejadian serupa yang tak kunjung mendapat solusi.
“Ini sudah kesekian kalinya kecelakaan melibatkan kendaraan besar terjadi di Kota Pontianak, dan tidak pernah ada yang bertanggung jawab,” tegas Zulfydar, Kamis (13/11).
Menurutnya, baik pemerintah, Pelindo, maupun asosiasi transportasi belum menunjukkan langkah nyata untuk mencegah kecelakaan serupa. Ia menyoroti lemahnya pengawasan terhadap jam operasional kendaraan besar serta kelayakan para sopir truk.
“Saya meminta Pelindo memperhatikan hal ini. Asosiasi juga harus memastikan para sopir benar-benar layak membawa kendaraan berat. Sudah terlalu banyak korban, harus ada tindakan tegas,” ujarnya.
Zulfydar yang juga Sekretaris Komisi I DPRD Kalbar mengingatkan bahwa Pemkot Pontianak sudah menetapkan jam operasional kendaraan besar, namun aturan itu kerap dilanggar tanpa ada pengawasan berarti.
“Seharusnya kendaraan besar keluar di jam tertentu atau paling tidak dikawal. Kalau keluar dari pelabuhan di luar waktu yang ditentukan, itu tanggung jawab Pelindo,” katanya menegaskan.
Ia menambahkan, asosiasi sopir dan lembaga terkait harus berperan aktif dalam memastikan kesiapan para pengemudi kendaraan besar agar tidak membahayakan pengguna jalan lain.
“Kalau memang tidak ada asosiasi yang mengatur, maka semua sopir kendaraan berat harus diuji kembali. Jangan sampai yang tidak siap membawa kendaraan besar dibiarkan melintas di jalan umum,” tutur Zulfydar.
Politisi PAN itu menekankan, keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Ia mendorong Pelindo dan aparat keamanan untuk menegakkan aturan secara ketat, terutama bagi kendaraan berat yang beroperasi di luar jam yang diizinkan.
“Kendaraan berat yang keluar di luar jadwal harus dikawal pihak keamanan. Ini penting demi keselamatan semua, baik sopir maupun masyarakat,” tambahnya.
Meski menyoroti keras pihak terkait, Zulfydar menegaskan dirinya tidak menolak aktivitas ekonomi di wilayah pelabuhan. Ia hanya menuntut agar roda ekonomi berjalan beriringan dengan aspek keselamatan publik.
“Kita sangat mendukung kegiatan ekonomi, tapi keselamatan tetap nomor satu. Sopir dan masyarakat harus sama-sama terlindungi,” pungkasnya. (Andi)

Leave a comment